Mohon tunggu...
Gilbeth Pramana Saputra
Gilbeth Pramana Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Seorang penggiat membaca buku-buku. Rutinitas dikerjakan adalah mencari setiap makna di balik keindahan misteri semesta.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Betulkah Teologi hanya Ilmu Teoritis Saja? Tidak Ada Hubungannya dengan Kehidupan Manusia? Bagian 4

23 September 2024   22:40 Diperbarui: 23 September 2024   22:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Perlu diklarifikasi pengertian teologi seharusnya tidak dibatasi untuk dipahami sebagai definisi akademis. Yang mana istilah teologi terkesan di dalamnya ada aktivitas observasi, analisis dan berdialetika dengan istilah-istilau ruwet secara sistematis yang biasa dilakukan dalam kelas-kelas akademisi antara mahasiswa dan dosen. Itu berbicara hal lain. Sederhana saja menurut etimologi. Kata teologi terdiri dari 2 kata yang digabung yaitu theos yang artinya Allah + logos yang artinya ilmu. Maka, teologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Allah. Kata lain, teologi merupakab sebuah upaya memahami Allah yang tertulis dalam Alkitab. Jadi, dapat dipahami bahwa melalui mempelajari Alkitab dengan maksud mengenal Allah, itulah teologi.

Nabi Hosea menekankan bahwa teologi justru memiliki peran dan akibat yang sangat penting sebab pengenalan akan Allah rupanya memiliki hubungan dengan penilaian Allah kepada umat dan tindakan umat di mata Allah.

Hosea 4:6-8 (TB) Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu. Makin bertambah banyak mereka, makin berdosa mereka kepada-Ku, kemuliaan mereka akan Kutukar dengan kehinaan. Mereka mendapat rezeki dari dosa umat-Ku dan mengharapkan umat-Ku itu berbuat salah.

Allah menegur keras kepada imam-imam karena mereka lalai mengajarkan Firman Allah kepada umat sebagai tanggung jawab. Sebab itu, tingkah laku orang Israel semakin hebat berbuat dosa dalam tingkah laku yang berujung kepada kemurtadan. Apa yang menyebabkan Israel meninggalkan Allah? karena mereka tidak mengenal Allah. Baik Imam-imam dan umat telah berdosa di mata Allah.
Melalui narasi Hosea 4:6-8 atau konteks luas kitab Hosea sendiri. Setidaknya ada 2 dampak bila mengenal Allah atau memahami teologi secara benar. 2 poin inilah letak hubungan antara teologi dan kehidupan.

Pertama, menentukan nasib kekekalan seseorang. Poin ini menjadi starting poin sebelum masuk ke poin kedua. Puncak akibat tidak mengenal dengan Allah yakni meninggalkan Allah. Perjanjian Baru banyak menerangkan bahwa keselamatan kekal diperoleh hanya percaya kepada Yesus. Untuk dapat percaya kepada Yesus, harus ada yang memperkenalkannya. Jika tidak mempercayai dengan sungguh kepada Yesus sebagai Allah dan Juruselamat, meninggalkan Dia serta tidak bertobat. Konsekuensinya adalah kebinasaan kekal. Istilah binasa dalam Alkitab adalah perkara sangat serius dalam narasi PL karena berhubungan dengan nasib kehidupan manusia: antara mati dan sengsara karena dosa. Baik PL dan PB, pengenalan akan Allah memiliki hubungan tak terpisah dengan beriman kepada Allah.
Bandingkan dengan 2Timotius 2:12 - ....... Tetapi aku tidak malu: karena aku tahu kepada siapa aku percaya......

Kedua, perilaku seseorang menjadi semakin jahat karena dosanya. Israel tidak kekurangan apapun untuk mendapati akses berteologi: Israel telah menjadi anak adopsi Allah, bangsa pertama yang justru menikmati Firman Allah. Bahkan, Mesias dilahirkan melalui garis keturunan Israel. Ironisnya, umat pilihan Allah ini malah menjadi pembangkang Allah. Alkitab diberikan kepada kita memang untuk dipelajari sehingga hasil pengenalan Allah yang benar itu menggiring orang percaya untuk siap dikoreksi oleh Firman, kelakuan yang diperbaiki serta mengarahkan kepada hidup yang benar (2Timotius 3:16). Tak heran jika Israel walaupun memiliki akses untuk menikmati pengenalan akan Allah tetapi mereka justru menjadi jahat karena tidak mengindahkan Allah dan Firmannya itu.

Pengenalan akan Allah yang benar bukan berbicara kepandaian tahu tentang Allah tetapi berbicara "saya ini milik siapa dan untuk apa saya hidup". Justru pengenalan akan Allah yang benar menolong orang-orang untuk mengetahui tujuan hidup yang sejati dan menghantarkan orang-orang untuk hidup berperilaku berhikmat sesuai standar Allah hingga mencapai hidup selaras dengan rancanganNya. Bagaimana bisa hidup senada dengan kehendakNya? Pelajarilah teologi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun