Mohon tunggu...
Gilbert Su
Gilbert Su Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya Gilbertus, saya mahasiswa Institut Pariwisata Trisakti, hobi saya bermain musik, futsal

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Upacara Liat Toga (Sebelum Pernikahan)

12 Januari 2025   22:25 Diperbarui: 12 Januari 2025   22:24 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen yang Pribadi 

Liat Toga adalah upacara adat yang berkaitan dengan pernikahan di Mentawai. Dalam budaya Mentawai, perkawinan disebut pangureijat dan menganut prinsip eksogami, yang mengharuskan pasangan untuk menikah dengan orang di luar suku atau uma, bahkan jika tidak satu suku, tetap tidak diperbolehkan jika ada hubungan kekerabatan.

Di wilayah Silaoinan, Siberut Selatan, Liat Toga memiliki dua pengertian. Pertama, sebagai upacara untuk menyambut kelahiran anak, dan kedua, sebagai upacara untuk menyambut menantu perempuan dalam sebuah keluarga atau uma. Penjelasan ini mengacu pada Liat Toga yang dimaksud sebagai upacara untuk menyambut menantu perempuan.

Upacara Liat Toga dapat dilakukan sebelum atau setelah pangureijat, tergantung kesepakatan antara keluarga laki-laki dan perempuan, sesuai adat setempat.

Proses menuju pernikahan di Mentawai melibatkan beberapa tahapan. Di Siberut Selatan, tahapan awal adalah pemberian alaket (tanda pertunangan) dari ibu laki-laki kepada ibu perempuan yang calon menantunya. Alaket bisa berupa kain atau perhiasan manik-manik.

Setelah alaket diterima, akan diadakan acara pasoga (lamaran) dimana keluarga laki-laki membawa barang-barang seperti kuali dan ayam ke rumah perempuan. Jika barang tersebut diterima, maka lamaran diterima. Kemudian, keluarga laki-laki membawa calon pengantin perempuan kembali ke uma mereka.

Setelah itu, upacara adat pun dilakukan, yang disebut punen atau liat toga di Siberut Selatan dan punen renden kolui di Siberut Utara. Upacara ini, meskipun bervariasi dalam pelaksanaannya, tetap merupakan ekspresi rasa syukur atas bertambahnya anggota keluarga baru.

Di Silaoinan, Siberut Selatan, liat toga biasanya dilakukan sebelum pangureijat, namun bisa juga dilakukan setelahnya, tergantung situasi seperti adanya musibah. Upacara ini relatif lebih sederhana dibandingkan dengan pangureijat atau upacara lainnya.

Seperti upacara adat lainnya di Mentawai, upacara liat toga dipimpin oleh sikebbukat uma dan sikerei. Sebelum upacara dimulai, dilakukan musyawarah untuk mempersiapkan kebutuhan dan pembagian tugas. Kaum laki-laki bertanggung jawab untuk mengumpulkan babi, ayam, kayu bakar, dan bahan lain, sementara perempuan menyiapkan makanan dan perlengkapan memasak.

Setelah persiapan selesai, upacara dapat dimulai. Jika uma tidak memiliki sikerei, sikerei dari uma lain akan diundang. Proses diawali dengan ritual irig yang dipimpin oleh sikebbukat uma. Irig adalah ritual permohonan berkat dari roh leluhur dan penguasa alam semesta untuk kelancaran upacara. Dalam upacara liat toga, irig terdiri dari beberapa jenis: irig toitet, irig gou-gou, dan irig pakale.

Irig gou-gou, yang dilakukan untuk meramal keberuntungan atau kesulitan yang mungkin muncul selama upacara, menggunakan usus ayam dan jantung babi sebagai media ramalan. Irig gou-gou untuk toga meramal nasib baik atau buruk yang mungkin dibawa oleh menantu perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun