Sikerei adalah tokoh penting dalam budaya masyarakat Mentawai. Mereka adalah orang yang diberkahi dengan pengetahuan mendalam tentang pengobatan, tanaman obat, Dan komunikasi dengan roh-roh di dunia nyata dan gaib. Sebagai seorang pengobat dan pemimpin spiritual dalam ritual adat, sikerei dihormati oleh masyarakat Mentawai. Sikerei memainkan peran utama dalam upacara adat atau *punen* di *uma* (komunitas rumah) dan menjadi simbol kematangan serta kebijaksanaan dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Mentawai.
**Asal Usul Sikerei**
Menurut cerita yang diwariskan secara turun temurun, asal usul sikerei terkait dengan kisah Si Malinggai, seorang anak yatim piatu yang dikubur hidup-hidup oleh pengasuhnya. Dalam kuburnya, Si Malinggai dilindungi oleh roh kerei, sehingga ia bertahan hidup. Setelah diselamatkan, ia mulai menunjukkan perubahan dalam dirinya, seperti dapat menyanyikan lagu-lagu kerei dan memperoleh pengetahuan tentang tanaman obat. Ia pun menjalani proses pembelajaran yang panjang hingga akhirnya menjadi seorang sikerei yang dikenal dengan sebutan *sikerei karai*. Kisah Si Malinggai menjadi landasan bagi sikerei untuk meneruskan pengetahuan dan kebijaksanaan ini secara turun-temurun.
**Latar Belakang Menjadi Sikerei**
Ada dua alasan utama seseorang menjadi sikerei: karena wahyu atau mimpi, atau karena keinginan pribadi. Dalam banyak kasus, seseorang yang dipilih oleh para leluhur akan mengalami penyakit yang tidak kunjung sembuh meskipun telah diobati. Melalui mimpi atau pengalaman spiritual, orang tersebut diberi petunjuk untuk menjadi sikerei, dan setelah itu penyakitnya akan sembuh. Ada juga orang yang tertarik menjadi sikerei secara sukarela, baik karena dorongan dari dalam diri mereka sendiri atau atas permintaan komunitas mereka.
**Tahapan Menjadi Sikerei**
Menjadi sikerei melalui serangkaian tahapan yang penuh dengan ritual dan latihan. Setiap tahapan memiliki tujuan untuk mempersiapkan calon sikerei, baik dalam pengetahuan maupun dalam kemampuan spiritual.
**Tahap Pertama: Panandat Tubu**
 Tahap pertama dikenal sebagai *panandat tubu*, di mana calon sikerei harus melalui enam ritual yang berbeda. Ritual ini melibatkan banyak persiapan, termasuk mencari guru (*sipaumat*) yang akan membimbing calon sikerei dalam berbagai aspek pengobatan dan spiritualitas. Calon sikerei akan mempelajari lagu-lagu kerei, tarian adat, dan pengetahuan tentang tanaman obat. Selain itu, ada ritual seperti *taddek* (ritual pembukaan), *uddut alaket* (pembuatan perlengkapan sikerei), hingga *alup* (puncak ritual).
**Tahap Kedua: Seget Tubu**