Mohon tunggu...
Gilang Surya Nugraha
Gilang Surya Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - jalani hidup ini dengan senyuman

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030098

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro Palestina Bukan Berarti Anti Yahudi

20 Mei 2021   18:13 Diperbarui: 20 Mei 2021   18:24 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, para demonstran Yahudi Ortodoks tersebut juga mengatakan bahwa penduduk palestina tidak boleh menyerah pada perjuangan melawan zionis Israel. Mereka juga meyakini bahwa pada akhirnya palestina akan merdeka.

Selain itu, salah seorang kaum Yahudi Ortodoks dalam aksi demontrasi itu mengaku merasa malu dengan tindakan Israel terhadap Palestina, terlebih mereka mengatas namakan Yahudi. Mereka juga dengan tegas mengaku mendukung Palestina. 

Dapat kita ketahui, keberpihakan terhdap palestina dalam konflik ini tak melulu bisa diangap sebagai sikap antisemitisme. Begitu pula jika berpihak pada israel, tak serta merta dikaitkan sebagai bentuk dukungan terhadap zionisme.

Antisitisme merupakan tindakan kebencian bahkan pemusnahan etnis Yahudi yang termasuk di dalamnya tindakan genosida. Pelaku antisemitisme yang terkenal adalah kelompok Nazi di Jerman. Sementara Zionitisme merupakan gerakan nasionalisme yang terkenal di Eropa, berbasis kebanggan pada identitas Yahudi yang memang sempat digempur dan dihabisi di benua tersebut.

Sikap antisemitisme bersifat ilegal karena melawan norma dan aturan internasional serta melanggar kemanusiaan dan hak asasi manusia (HAM). sangat disayangkan jika ada yang mengaitkan dukungan pada Palestina dengan mengorbankan kebencian dan pembunuhan pada bangsa atau suku lain. Padahal, tidak semua orang  Yahudi itu garis keras.

Konflik Israel dan Palestina sangat poliis karena pada intinya adalah konflik eksistensi suatu negara. palestina sejak bebas dadi Inggris, belum bisa menghirup kedaulatan dan Israel, dengan diplomasi serta aksi politiknya bisa mendapatkan tanah yang diambil sebagaian dari tanah Palestina.

Sudah menjadi hal yang wajar suatu negara yang berbagi batas wilayah seperti Palestina dan Israel, cenderung bersitegang soal batas wilayah negara. Terlebih, perbatasan mereka kondisinya zero-sum, yaitu jika perbatasan diambil akan memberikan efek kedaulatan dan perang.

Perlu kita ketahuin juga bahwasanya negara-negara Timur Tengahitu juga tidak semua homogen kwarganegaraanya. Israel, Palestina, Yordania, Lebanon termasuk yang cukup beragam komposisi etnis dan agamanya. Di Israel ada suatu partai yang cukup berpengaruh, yang berbasis etnis arab, dan di israel dan sekitarnya 20%  penduduk Arab yang beragama muslim. Mereka juga tidak mau juga pindah jadi warga palestina.

Di Israel maupun Palestina menguat aliran fundamental yang anti damai. Partai Likud bukan satu-satunya partai faundamental di Israel masih ada banyak partai partai lain, apalagi di Palestina muncul Hamas.

Dengan begitu, pro palestina merupakan sikap dukungan terhadap kemerdekaan negara tersebut, meski nantinya Negara Palestina tidak hanya beragama Islam, tetapi juga termasuk Katolik dan Yahudi.

Mendukung Israel bisa dikatakan mendukung eksistensi sebagai negara, tetapi belum tentu mendukung kekjaman dan aneksasi wilayah yang dilakukan oleh Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun