Mohon tunggu...
Gilang Sunu Aditya Putra
Gilang Sunu Aditya Putra Mohon Tunggu... Guru - Guru Kejuruan Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis

Menulis dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perspektif Guru: Dua Sisi Pajak untuk Pendidikan Indonesia

30 Juni 2024   01:44 Diperbarui: 30 Juni 2024   01:49 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.online-pajak.com

Izinkan saya membagikan pengalaman pribadi saya sebagai guru dengan murid berbakat saya bernama Feni Nuraini. Saya menganggap Feni sebagai seorang intelektual muda yang rendah hati dan pantang menyerah. Saya mengenal Feni saat dia masih bersekolah di SMK. Feni adalah murid yang sangat potensial, cerdas, memiliki inisiatif dan semangat juang yang tinggi. Dia berhasil meraih juara nasional dan provinsi dalam Lomba Kompetensi Siswa bidang Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran. Namun, sayangnya, keadaan ekonomi keluarganya tidak mendukung potensi tersebut. Feni bertekad untuk mengubah kondisi keluarganya melalui pendidikan. Dari tingkat SD hingga SMK, Feni menerima bantuan dari pemerintah melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Saat ini, Feni sedang menempuh pendidikan di Universitas Tidar Magelang jurusan Ilmu Komunikasi dan mendapatkan bantuan melalui KIP Kuliah dari pemerintah.

Pajak Sebagai Fondasi Pendidikan di Era Digital

             Pendidikan adalah salah satu investasi jangka panjang yang sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Pajak memainkan peran penting dalam sektor pendidikan. Dana pajak dialokasikan secara signifikan untuk mendukung berbagai program pendidikan, seperti Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), yang sangat dirasakan manfaatnya oleh generasi muda Indonesia, termasuk Feni. Pajak merupakan fondasi utama dalam pembangunan infrastruktur sosial, terutama dalam bidang pendidikan.

            Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemndikbudristek), lebih dari 70% pendapatan pajak negara digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan fasilitas, pemberian beasiswa serta pelatihan bagi para guru. Adanya peran penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan pada era digital seperti saat ini mengubah paradigma pembelajaran global, termasuk di Indonesia. Media pendukung proses pembelajaran yang dilakukan dalam jaringan menjadikan pemanfaatan pajak negara dalam pendidikan semakin terasa manfaatnya, yaitu seperti dukungan pajak untuk memfasilitasi berbagai media digital pembelajaran sebut saja aplikasi seperti Ruangguru, Zenius dan lain sebagainya. Bahkan dukungan pajak untuk beasiswa riset pembuatan aplikasi pendidikan bagi para mahasiswa juga terus ditingkatkan demi menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Dua Sisi Pajak untuk Pendidikan Indonesia

            Sebagai seorang guru, saya mengamati peran penting pajak dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Pada satu sisi, saya melihat adanya potensi pajak sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun di sisi lain, masih terdapat asepk yang masih sangat perlu untuk diperbaiki agar manfaat dari pajak dapat dirasakan lebih optimal.


             Pajak berfungsi sebagai penggerak yang mendukung putaran roda pendidikan. Adanya dana dari pajak memungkinkan pemerintah untuk melakukan berbagai hal dalam dunia pendidikan, seperti membangun dan memelihara ruang kelas yang layak, laboratorium yang lengkap, serta perpustakaan sebagai gerbang pengetahuan yang representatif bagi para peserta didik. Selain itu, pajak dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru dengan gaji yang kompetitif dan tunjangan yang memadai. Hal ini akan menarik minat individu terbaik bangsa untuk mau mengabdikan diri di dunia pendidikan, sehingga dapat tercipta kurikulum dan metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman dan dunia kerja. Selain hal yang sudah saya sebutkan, pajak juga dapat digunakan untuk memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan bagi generasi muda, membuka peluang bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, sehingga dapat muncul lebih banyak individu berbakat seperti Feni.

Realitas Pajak dalam Mendukung Pendidikan

                Pajak belum sepenuhnya optimal dalam mendukung pendidikan di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari beberapa indikator, diantaranya seperti ketimpangan akses pendidikan antara daerah perkotaan dan pelosok, distribusi infrasturktur pendidikan yang belum merata minimnya fasilitas dasar dibeberapa sekolah, serta kualitas guru yang masih bervariasi dibeberapa daerah dan juga masalah kekurangan guru kompeten dan terlatih.

                Strategi komprehensif yang diperlukan untuk mengatasi tantangan dalam dunia pendidikan. Beberapa langkah yang bisa diambil menurut saya seperti, memperkuat sistem pemungutan pajak dengan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan menutup celah-celah kebocoran pajak. Selain itu, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan pajak yaitu dengan memastikan bahwa dana pajak digunakan secara efektif dan juga efisien untuk memajukan pendidikan yang ada di Indonesia. Kolaborasi antar pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memaksimalkan manfaat pajak bagi pendidikan juga perlu dikuatkan, karena mereka adalah pelaku di lapangan ketika dana pajak sudah disalurkan untuk kepentingan pendidikan.

Kesimpulan: Menuju Sistem Pajak yang Mendukung Pendidikan Berkualitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun