Mungkin saya beneran adalah "nasib sial" bagi seleb. Setelah "mencelakakan" penulis muda dari Depok, Koko Nata, kini giliran Muhammad Nurul Furqon, pemeran Ali dalam film fenomenal Ketika Cinta Bertasbih (2009) garapan Khairul Umam, yang saya celakakan.
Karena kelengahan saya memeriksa persediaan bensin motor, jadilah kami bertiga (bersama kawan saya satu lagi bernama Tri Nugroho) mendorong motor melintasi Jalan Juanda, Depok, pada pukul 3 dini hari ini (Minggu, 22 Agustus 2010). Kami bertiga sedang dalam perjalanan menuju Rumah Cahaya Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Jakarta Raya, untuk menghadiri acara sahur bersama.
Lengah memeriksa bensin motor saya dikarenakan fuelmeter motor itu rusak. Meski sudah diisi penuh senilai Rp10.000,- tetap saja jarumnya menunjuk warna merah "kritis". Motor itu sebenarnya bukan motor saya, melainkan motor Yayasan Permata Insani, tempat saya bekerja sosial, selama liburan Ramadhan. Predikatnya yang "hanya" menjadi "motor yayasan" membuat saya malas untuk merawat, bahkan sekadar rajin membuka tangki dan menggoyang-goyangnya.
Tapi setelah kejadian kedua, saya jadi sadar: BARANG PINJAMAN JUSTRU HARUS LEBIH KITA RAWAT, karena kalau ada apa-apa, pasti kita yang harus tanggung jawab.
Saat sahur...
Mas Furqon makan dengan lahapnya.
"Laper, Mas?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H