MERDEKA!!MERDEKA!!MERDEKA!!
Teriakan itu menggema memecah keheningan ditengah dinginnya udara malam Kota Malang. Tak sampai disitu, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu-lagu nasional pun secara bergantian terdengar. Ada apakah gerangan? Apakah penjajah telah kembali dan kita tengah bersiap serta menggalang persatuan untuk melawannya?
Ternyata bukan itu yang terjadi para pembaca sekalian. Yang tengah terjadi sekarang adalah berlangsungnya tradisi “Barikan (Bari’an)”. Tradisi ini adalah sejenis selamatan namun dilaksanakan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia pada tiap tanggal 17 Agustus. Mungkin tradisi ini juga ada di seluruh Indonesia, namun dengan nama dan detail kegiatan yang berbeda, disesuaikan dengan kondisi dan tradisi daerah masing-masing. Tradisi ini juga biasanya dalam satu rangkaian dengan kegiatan tirakatan, yaitu ziarah ke pusara para pahlawan di Taman Makam Pahlawan terdekat.
Kembali ke tradisi Barikan, tradisi ini biasa dilaksanakan ba’da Maghrib tanggal 16 Agustus. Kegiatan ini biasanya dihelat di musholla atau salah satu rumah warga. Warga berkumpul dengan membawa makanan untuk dikumpulkan ditempat kegiatan dihelat untuk kemudian dibagi-bagikan lagi kepada warga yang datang saat acara usai.
Tak heran pada malam 17 Agustus seperti ini, pagi harinya pasar-pasar tradisional akan ramai dengan masyarakat yang berbelanja untuk kebutuhan acara ini. Seperti yang saya katakan di awal artikel ini, kegiatan Barikan ini diisi dengan teriakan merdeka dan menyanyikan lagu-lagu nasional, sungguh penuh dengan nilai-nilai kebersamaan dan nasionalisme. Lalu kegiatan ini diakhiri dengan pembacaan do’a untuk bangsa dan pembagian makanan yang dibawa warga tadi, sehingga warga ketika berangkat maupun pulang akan tetap membawa makanan.
Momen kemerdekaan 17 Agustus memang hari yang patut untuk dikenang, disyukuri, dan direnungkan. Patut dikenang mengingat perjuangan para pahlawan yang tanpa pamrih merebut kemerdekaan dari para penjajah negeri ini. Pantas disyukuri karena negara ini telah mempertahankan kemerdekaannya selama 71 tahun ini dan untuk selamanya. Serta harus direnungkan karena sesungguhnya perjuangan belum selesai. Ya, mempertahankan lebih sulit daripada meraihnya, walaupun meraihnya pun tak bisa dikatakan mudah. Semoga dengan adanya tradisi-tradisi seperti ini di seluruh Nusantara kita dapat mengenang, mensyukuri, dan merenungkan hal-hal yang telah bangsa ini alami, untuk menjadi bangsa yang lebih baik.
MERDEKA!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H