Mohon tunggu...
Ramadhan Gilang
Ramadhan Gilang Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Nggak usah banyak ngomong di republik ini, kerja saja ! Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Cita dari Gerobak Nasi Goreng

8 Juli 2016   22:25 Diperbarui: 8 Juli 2016   22:31 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Cak No Sang Inspirator (Dok. Pribadi)"][/caption]Malam ini, Jumat (8/7) saya melanjutkan kembali silaturahmi bersama keluarga. Berkeliling kerumah sanak saudara terdekat untuk sekedar mempererat persaudaraan. Dan berkeliling itu membuat kami lapar juga, akhirnya kami putuskan untuk mampir sejenak menikmati nasi goreng. Tapi tempat kami berhenti menikmati nasi goreng itu membuat saya sedikit termenung. Saya ingat betul penjual nasi goreng itu ...

Nasi goreng itu dan sang penjual, Cak No biasa disapa, menerbangkan saya kembali ke masa belasan tahun lalu. Sang penjual nasi goreng itu masih menjajakan nasi gorengnya dengan gerobak dorong, dan biasa mangkal didepan gang rumah saya. Nasi goreng itu menjadi langganan warga kampung, termasuk saya dan keluarga. Berangkat dari rumahnya yang berada didesa sebelah, saya tahu betul bahwa untuk sampai ditempatnya mangkal ini beliau harus melewati jalan menurun yang cukup curam. 

[caption caption="Ilustrasi penjual nasi goreng gerobak (sumber : Wikipedia)"]

[/caption]Menjadi langganan beliau sejak nasi goreng masih berharga 4 ribu Rupiah.Saya benar-benar tertarik dengan kisahnya. Perlahan perjuangan beliau membuahkan hasil. Kini beliau memiliki sebuah warung yang letaknya cukup strategis, dipinggir jalan raya utama Kecamatan Gondanglegi ini. Dari yang awalnya bekerja sendiri hingga kini memiliki beberapa pegawai. Dan dari memasak nasi goreng satu persatu hingga kini bisa memasak begitu banyak porsi sekali masak. Luar biasa!

Beliaulah inspirasi saya hingga saya memiliki cita-cita menjadi seorang penjual nasi goreng sewaktu kecil, dan membuat saya mengambil jurusan Jasa Boga sewaktu SMK. Benar-benar contoh istimewa bagi saya tentang perjuangan hidup dan wirausaha. Untuk tidak takut berusaha, dan bermanfaat bagi yang lain. Mengembangkan apa yang kita bisa untuk menjadi suatu sumber penghidupan.

[caption caption="Sepiring nasi goreng Cak No telah siap disantap (Dok. Pribadi)"]

[/caption]Pada akhir renungan saya. Seporsi nasi goreng telah tersaji didepan mata. Lidah pun tiada ragu menerima suap demi suapnya. Rasa yang masih sama membawa saya pada nostalgia, sekaligus terbangkan angan pada cita yang semoga saya wujudkan dengan sama kibarnya.

Salam sukses!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun