Mohon tunggu...
Ramadhan Gilang
Ramadhan Gilang Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Nggak usah banyak ngomong di republik ini, kerja saja ! Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berdagang Ternyata (tidak) Semudah Itu

5 Juli 2016   22:58 Diperbarui: 5 Juli 2016   23:08 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pasar Gondanglegi (Dok. Pribadi)"][/caption]Hari ini, hari terakhir bulan Ramadan 1437 H penulis berkesempatan untuk ikut ke pasar bersama kedua orang tua. Bukan untuk berbelanja pakaian untuk lebaran, ataupun mencari kue untuk disajikan dimeja ruang tamu, tetapi membantu kedua orang tua penulis untuk berjualan. Ya, sekedar informasi, orang tua penulis adalah pedagang kacamata dan jam tangan di Pasar Gondanglegi, Kabupaten Malang. Momen ini tidak penulis sia-siakan untuk dapat mengamati dari dekat semakin royal dan konsumtifnya masyarakat menjelang hari raya karena didorong pula oleh kebutuhan yang meningkat.

Jika biasanya penulis hanya menjadi konsumen dipasar, maka kali ini penulis  bisa mencoba menjadi pedagang, penulis ingin mengetahui “apa sih susah dan senangnya menjadi pedagang?” itulah yang ada dipikiran saat itu. Dan ternyata penulis mendapatkan jawabannya. Berdagang dan menjual tak sesederhana yang dipikirkan selama ini. 

Selain harus menghadapi konsumen yang beragam sifat, karakter, dan keinginannnya, bahkan tak sedikit adanya komsumen yang nakal. Pedagang juga harus dapat me-manage barang dagangannya agar barang selalu tersedia dan terjamin update dengan perkembangan terbaru. Sebagai contoh pada tempat orang tua penulis berjualan, tak jarang mereka harus dapat melakukan tawar menawar harga, menservis jam, dan melayani konsumen yang bertanya-tanya dalam satu waktu. 

Tentu ini membutuhkan fokus dan kesabaran yang tinggi, selain agar konsumen merasa terlayani dengan baik, juga memastikan barang-barang dagangan tersebut aman dari tangan-tangan “jahil”. Sunggub sebuah kesibukan yang luar biasa, apalagi disaat menjelang lebaran seperti saat ini dimana bisa terjadi peningkatan konsumen antara 50%-100%.

[caption caption="Pedagang (baca : Orang tua penulis, hehehe.. )"]

[/caption]Hal yang menjadi kesimpulan penulis adalah : berdagang tak semudah yang penulis bayangkan! Berdagang yang awalnya penulis pikir pekerjaan yang mudah dan cepat menghasilkan uang tak semuanya benar , namun juga tak sepenuhnya salah bila kita mengerjakannya dengan kerja keras dan niat yang baik untuk memperoleh rizki yang halal. 

Kejujuran juga hal mutlak yang diperlukan dalam berdagang, karena kejujuran akan menimbulkan kepercayaan, dan akhirnya kepercayaan akan menghasilkan rizki, insya Allah. Dan sebagai renungan bagi kita dan penulis khususnya, momen tadi mengingatkan kita bahwa kecukupan yang selama ini kita peroleh adalah hasil jerih payah orang tua, yang tiada lelah bekerja menerjang berbagai halangan dan kesulitan, patutlah kita bersyukur karenanya.

Penulis mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H untuk seluruh pembaca, semoga amalan yang telah kita kerjakan selama bulan Ramadan ini diterima Allah SWT dan semoga kita masih bisa dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan, Aamiin.

Salam hangat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun