Hari Rabu tanggal 24 Agustus 2016 minggu lalu bisa saja menjadi sesuatu yang spesial untuk beberapa kalangan pecinta serial Jepang, khususnya yang mengikuti cerita Detektif Conan. Film ke-20 dari seri detektif ini rilis di Jepang pada bulan April lalu, namun baru sampai di Indonesia pada bulan Agustus ini. Saya yang tentunya penggemar dari serial ini harus ikut berpartisipasi untuk menontonnya. Karena kesibukan pribadi, saya baru sempat menontonnya kemarin malam.
Cerita Detektif Conan yang diangkat ke layar lebar sudah ada sejak tahun 1997 dengan cerita pertamanya yang berjudul "The Time Bombed Skyscraper". Karena respons dari masyarakat Jepang saat itu baik, film ini terus dibuat setiap tahunnya hingga film berjudul "The Darkest Nightmare" menjadi film ke-20 di tahun 2016.
The Darkest Nightmare menjadi film paling ditunggu dan berbeda di antara film Conan lainnya. Bagaimana tidak, film ini menceritakan tentang organisasi hitam setelah sebelumnya pernah diceritakan di movie 05 (Countdown to Heaven) dan movie 13 (The Raven Chaser). Jika movie 05 dan 13 diselingi kasus pembunuhan sebagai pelengkap cerita bersama organisasi hitam, movie 20 lebih menekankan pada cerita organisasi tersebut tanpa diselingi oleh kasus lain.
Tentunya film ini memberikan ketegangan tersendiri dibandingkan film sebelumnya (Movie 19: Sunflowers of Inferno) karena pada film ke-20 ini lebih banyak adegan action seperti tembak-menembak, ledakan, pertikaian, dan bom.
Hal ini terbukti dengan opening film yang menggambarkan bagaimana seorang wanita berambut putih bernama Curacao (anggota organisasi hitam) dikejar-kejar oleh Bourbon (Amuro) selaku anggota polisi rahasia yang sebenarnya menyamar di organisasi hitam. Adegan kejar-kejaran mobil ini memberikan sensasi tersendiri sebagaimana jika kita menonton film-film action pada umumnya.
Di tengah pengejaran itu, Curacao jatuh dari jembatan beserta mobilnya yang meledak sehingga menyebabkan dirinya terluka parah bahkan hingga mengalami amnesia. Di tengah kebingungannya yang tidak tahu identitas, ia pergi ke Tohto Aquarium dan tanpa sengaja bertemu dengan Conan dkk..
Ai Haibara selaku mantan organisasi hitam yang juga mengecil seperti Shinichi, dapat menangkap aura berbeda pada Curacao, hingga ia curiga bahwa Curacao adalah RUM, salah satu anggota organisasi paling berbahaya yang sampai sekarang identitasnya belum diketahui. Conan pun menyelediki siapakah identitas Curacao sebenarnya dengan bantuan Jodie dkk selaku anggota FBI.
Selain Bourbon, ada lagi anggota organisasi yang sebenarnya adalah NOC (Non-Official Cover) atau mata-mata yang menyelusup. Anggota tersebut adalah Kir yang sebenarnya adalah anggota CIA. Sialnya, keberadaan mereka sangat terancam karena sebelum lupa ingatan, Curacao telah mengirimkan orang-orang NOC yang ada di organisasi hitam di mana di dalamnya terdapat nama Kir dan Bourbon. Conan pun tidak tinggal diam dan sebisa mungkin melindungi kedua orang itu.
Puncak dari cerita film ini adalah bagaimana pengajaran Organisasi Hitam, FBI, Polisi Jepang, dan Polisi Rahasia untuk memperebutkan Curacao sebagai kunci agar bisa melacak organisasi hitam tersebut. Di film ini pun akan ada pertikaian pribadi antara Bourbon dan Shuichi Akai yang sampai sekarang belum diketahui motifnya apa.
Dengan adegan action, kejar-kejaran, ledakan, dan banyak teka-teki akan membuat ketegangan Anda terus naik dan makin penasaran dengan ending cerita ini. Ditambah lagi, akan ada sedikit bocoran tentang siapa sebenarnya RUM itu. Apakah dia benar adalah Curacao ataukah justru ada orang lain lagi di balik ini semua?
Dibandingkan dengan ke-19 movie lainnya, terutama untuk movie 05 dan 13, movie ini adalah yang paling epik baik dari segi cerita, alur, drama, komedi ataupun action-nya. Bahkan dengan kehadiran grup detektif cilik, Profesor Agasa, dan Sonoko Suzuki, akan membuat film ini tidak terasa membosankan dan akan disuguhkan dengan beberapa adegan kocak.