Ujian Nasional tingkat SMA/sederajat sudah berlangsung sekitar dua minggu yang lalu. Tiga tahun yang lalu pun saya sama seperti mereka. Melaksanakan UN sambil menunggu detik-detik kelulusan dengan perasaan menegangkan. Lepas dari seragam putih abu-abu, saya melanjutkan pendidikan ke jurusan akuntansi di sebuah Politeknik di Bandung.
Di antara para pembaca pastinya sudah banyak menjumpai kasus lulusan IPA yang lebih memilih akuntansi sebagai jurusannya ketika melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan saya menemukan kejadian seperti ini jauh sebelum saya lulus SMA.
Memasuki dunia perkuliahan yang setengahnya diisi oleh anak IPA, membuat anak IPS menjadi sedikit waspada. Bagaimana tidak, pola pikir anak IPA yang terbiasa mempelajari ilmu eksak seperti matematika, kimia, dan fisika, membuat mereka akan lebih mudah memahami materi akuntansi dan perlahan-lahan akan menggeser posisi anak IPS. Meskipun, di awal semester anak-anak IPA akan tertinggal sementara.
Kenapa anak IPA harus pilih akuntansi? Bukannya jurusan di perguruan tinggi itu ada banyak? Dan lagi, kenapa harus lahan IPS yang diambil?
Nah, pertanyaan ini mungkin pernah muncul di pikiran para pembaca. Atau bahkan, anak IPA pun akan menanyakan hal yang sama. "Iya, ya, kenapa dulu saya masuk IPA, tapi pas lulus ngambil akuntansi?"
Tentunya, hal ini tidak salah dan tidak ada yang melarang. Asalkan orang tersebut mampu dan siap mempertanggungjawabkan keputusannya, it's not problem, is it? Dan, kita kembali lagi ke pertanyaan awal, "Kenapa harus akuntansi?"
Pengalaman saya selama hampir tiga tahun menjadi mahaiswa akuntansi, pertanyaan itu masih terbayang. Tapi setidaknya, dengan memiliki banyak teman dari lulusan IPA, banyak juga cerita dan pengalaman mereka yang membuat saya tahu dan secara perlahan mulai membatu saya untuk menjawab pertanyaan tadi.
Nah, untuk pembahasannya akan saya tuang ke lima poin berikut.
 1. Cari Aman
Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa masuk ke jurusan akuntansi sudah berarti aman, karena lulusannya memang banyak dicari oleh perusahaan. Pendapat ini memang ada benarnya dan bisa saja menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak IPA memilih akuntansi. Materi SMA yang penuh dengan hitungan dan rumus tentunya membuat sebagian dari mereka lelah, lalu berpindah haluan ke jalan yang berbeda untuk mencari sesuatu yang baru.
Atau, bisa saja kata cari aman ini justru terjadi ketika mereka menentukan program jurusan saat SMA. Seperti yang kita tahu, bahwa jurusan IPA memang bisa masuk ke hampir semua jurusan saat kuliah. Hanya saja, jika keputusan memilih jurusan IPA hanya sekadar cari aman, itu sangat disayangkan. Padahal kan, masih banyak jurusan perkuliahan di luar sana yang bisa dimanfaatkan khusus untuk lulusan IPA.
2. Bukan Pilihan Utama
Ini juga kasus yang banyak dijumpai. Mereka sebenarnya sudah menentukan rencana lain untuk pendidikannya. Misal ke jurusan teknik, matematika, farmasi, kedokteran, atau yang lain. Namun, kenyataan yang terjadi adalah mereka  tidak diterima di jurusan yang sebenarnya diinginkan. Sehingga, akuntansi menjadi pilihan kedua, ketiga, bahkan terakhir. Dari sanalah tantangan sesungguhnya dimulai. Dengan kenyataan seperti ini, anak IPA harus memulai langkah dari 0 dan berjuang sendiri dengan materi yang benar-benar asing bagi hidup mereka.
 3. Pernah Belajar Akuntansi Sebelumnya
Beberapa sekolah menerapkan pelajaran khusus yang hampir sama seperti akuntansi untuk siswa IPA-nya. Sehingga, beberapa di antara mereka merasa bahwa akuntansi cukup menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Dari sini, dengan mempertimbangkan banyak hal, mereka memberanikan diri masuk ke dunia baru dan bersaing dengan anak IPS untuk memperebutkan nilai terbaik untuk masa depan.