Kita tentu tahu bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi salah satu pilar dalam berjalannya roda ekonomi. Mengingat jumlah kendaraan pribadi di Indonesia yang tinggi, tentunya membuat BBM ini sangat penting dan berpengaruh dalam kegiatan masyarakat sehari-hari.
Pertamina menjadi satu-satunya penyedia stok  BBM yang dimiliki oleh BUMN di mana ada campur tangan pemerintah di dalamnya. Selain itu, ada juga penyedia stok BBM yang dikelola oleh swasta seperti Shell, Vivo, dan British Petroleum (BP). Cabang-cabang swasta ini biasanya baru berada di beberapa kota besar saja.
Di Bandung Raya, tempat saya tinggal misalnya, setidaknya ada beberapa cabang Shell, 1 cabang Vivo, dan 1 cabang BP. Meski harganya sedikit lebih mahal, tapi banyak juga yang mulai beralih ke BBM swasta ini. Salah satunya adalah saya yang 2 tahun ke belakang mulai konsisten menggunakan bahan bakar Shell dengan beberapa pertimbangan khusus.
Namun beberapa hari hingga beberapa minggu ke belakang ini ada sedikit isu yang sedang naik di masyarakat, yaitu soal kelangkaan BBM Shell yang nyaris terjadi di semua cabang. Karena saya sebagai pengguna Shell, ternyata merasakan langsung tentang keresahan ini. Di tulisan ini pula saya ingin mencoba mengulas dan memberi opini pribadi tentang langkanya BBM swasta ini.
KELANGKAAN YANG TERJADI DI KOTA BANDUNG
Beberapa cabang Shell di Kota Bandung di antaranya ada di Pasteur, Sudirman, Kebon Kawung, Lembang, Kota Baru Parahyangan, Soekarno-Hatta, Pasir Koja, Suci, Buah Batu, Rancaekek, dan Pelajar Pejuang. Berawal dari cuitan di aplikasi twitter/X yang menyebutkan kekosongan semua stok BBM di Kebon Kawung, saya datang langsung untuk membuktikannya.
Ternyata memang benar. Di hari Jum'at tanggal 31 Januari 2025 lalu, saya datang ke cabang Kebon Kawung dan mendapati bahwa seluruh jenis BBM kosong tanpa sisa. Setiap kendaraan yang datang terpaksa balik lagi dengan tangan kosong, membuat suasana di sana sepi seakan sedang tutup.
Meski begitu, mereka tetap membuka minimarket dan bengkelnya. Saya pun memang saat itu sengaja ingin servis dan ganti oli. Selagi menunggu, sekalian saya memesan kopinya.
Sambil menyeruput kopi menunggu servis selesai, saya melihat kembali kendaraan yang hilir mudik datang. Mulai dari motor, mobil, hingga ojol. Tapi ya sekali lagi, karena stok tidak memungkinkan, mereka terpaksa balik arah.
Saya pun mulai mencari informasi di mana lagi titik-titik Shell yang sedang langka. Setidaknya dari pemantauan pribadi, cabang Pasteur hanya menyediakan Super (Ron 92), sedangkan di Rancaekek hanya menyediakan V-Power (Ron 95). Pernah juga saya datang ke cabang Kota Baru Parahyangan yang juga hanya menyediakan Super saja.