Hidangan yang disajikan di Lau Pasat pun beragam yang menyesuaikan keinginan pengunjung. Mulai dari makanan chinese, asia tenggara, halal, hingga non-halal. Waktu itu saya memesan nasi lemak dengan lauk ayam dan ikan filet yang jadi makanan andalan khas melayu.
Setelah kenyang mengisi perut, perjalanan berlanjut ke Merlion yang memang jadi tempat khas Singapura dengan patung singa putihnya yang mengeluarkan air. Di sini banyak sekali pengunjung sehingga cukup kesulitan untuk mengambil foto dengan sudut yang bagus.
MerLion dan Marina Bay sebenarnya menjadi dua ikon Singapura yang lokasinya cukup berdekatan. Sebenarnya bisa saja menggunakan MRT, bus, atau menyewa sepeda. Tapi kala itu saya dan teman lebih memilih berjalan kaki yang memakan waktu hingga setengah jam lamanya. Jika Kompasianer tipe orang yang terbiasa berjalan jauh, opsi ini sangat pas untuk menekan budget pengeluaran.
Dari Marina Bay yang tinggi itu, barulah saya menuju ke Garden by The Bay masih dengan berjalan kaki. Konsepnya sebenarnya seperti taman namun terkesan mewah, belum lagi ada Supertree Grove yang tinggi dan akan menyala pada malam hari diiringi dengan lagu instrumen yang benar-benar menenangkan. Di sini pulalah saya merasa terlempar layaknya ke dunia disney karena terlalu indahnya.
DAY 2: SHOLAT JUM'AT, SENTOSA ISLAND, DAN BELI OLEH-OLEH
Menemukan masjid di Singapura sebenarnya bukan hal yang terlalu sulit, apalagi banyak orang Melayu muslim yang tinggal di sana. Maka di hari kedua setelah check out dari hotel, saya memilih Masjid Sultan yang berada di daerah Distrik Rochor. Ketika khutbah pun, bahasa yang digunakan ialah bahasa melayu dengan terjemahan inggris yang bisa dilihat pada layar.
Lokasi Masjid Sultan cukup dekat dengan Bugis Street, di mana di sanalah salah satu pusat oleh-oleh. Mulai dari coklat, gantungan kunci, pakaian, dan masih banyak lagi. Harganya pun cukup terjangkau, banyak yang di bawah 1 dollar (kurs kurang lebih 12.000). Di Bugis Street juga bisa jadi tempat mencari kuliner. Jangan khawatir, untuk halal dan non-halal pun dipisah sehingga lebih memudahkan pengunjung untuk memilih.
Dari Masjid Sultan, saya bergegas menuju Sentosa Island menggunakan bus. Di sinilah salah satu spot yang terkenal di Singapura dengan ikon Universal pada globe raksasa yang berputar. Pengunjung bisa menghabiskan waktu dengan bermain di Universal Studio. Tapi karena budget dan waktu yang terbatas, saya hanya sebentar di sana untuk berfoto-foto.