Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Winter Elegy", Mengungkap Masa Lalu di Tengah Musim Dingin Jepang

29 September 2024   11:13 Diperbarui: 29 September 2024   11:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta World Cinema ke-3 yang diselenggarakan tanggal 21-28 September 2024 ini menghadirkan banyak sekali film dari berbagai negara. Jika beberapa hari lalu saya mengulas film The Paradise of Throns yang berasal dari Thailand, maka kali ini saya akan membahas film lokal yang juga tayang di acara JWC dengan judul Winter Elegy.

Salah satu alasan kenapa saya memilih film ini adalah ketika melihat trailer-nya yang mempunyai latar di negara Jepang, di mana secara garis besar ternyata punya tema utama misteri untuk menemukan sebuah teka-teki yang dilakukan oleh 4 orang perempuan muda. 

Tak sampai sana saja, ketika film selesai diputar, ada sesi tanya jawab yang dihadiri langsung oleh para pemain dan sutradaranya lho. Bahkan ada juga salah satu pemain yang didatangkan langsung dari Jepang. Gimana, pasti penasaran dong untuk membahas lebih lanjut tentang film ini?

Maka dari itu di tulisan kali ini saya akan mengulas film Winter Elegy. Mulai dari sinopsis, sedikit cuplikan cerita di dalamnya, hingga keseruan penonton yang bisa ngobrol langsung dengan para pemainnya. Yuk, check this out!

SINOPSIS

Empat orang perempuan muda datang ke Jepang karena mendapat kabar bahwa pesawat yang ditumpangi para suaminya dari Jepang ke Indonesia tiba-tiba hilang kontak. Mereka adalah Stellar (Agatha Chelsea), Rury (Dinda Hauw), Thalia (Yumi Kwandy), dan Livia (Maizura).

Awalnya mereka tidak saling kenal. Tapi karena sadar bahwa sama-sama dari Indonesia, akhirnya keempat orang ini sepakat untuk saling bekerjasama dan memberi kabar jika ada kabar informasi dari pesawat yang ditumpangi suami mereka.

Image by Youtube Falcon
Image by Youtube Falcon

Konflik dimulai ketika Livia menemukan sesuatu di sebuah kotak kecil milik Reiner (Arbani Yasiz) yang merupakan suaminya. Di dalam kotak itu ada beberapa lembar foto masa lalu dengan berlatar belakang Jepang di musim dingin bersalju. Selain ada Reiner dan seorang gadis Jepang, di foto itu ternyata ada Glen (Wafda Saifan), Leo (Giulio Parengkuan), dan Shin (Rei Shungkono). Ketiga laki-laki ini ialah suami dari Rury, Stellar, dan Thalia.

Karena ternyata suami mereka sebelumnya sudah saling kenal, maka keempat perempuan ini melakukan sebuah penyelidikan untuk mengetahui siapa gadis Jepang ini dan kenapa masing-masing dari mereka tak ada yang tahu. Untuk apa juga sampai harus disembunyikan?

Maka di sinilah penonton akan dimulai diajak berkeliling Jepang dengan musim dinginnya yang indah untuk menemukan kepingan puzzle demi puzzle misteri yang selama ini disimpan rapat oleh Reiner, Glen, Leo, dan Shin.

MISTERI RINGAN YANG BIKIN PENASARAN

Jika kita berpikir bahwa genre misteri itu sesuatu yang membosankan dan harus berpikir keras, maka kali ini berbeda untuk film Winter Elegy. Memang seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa cerita ini condong ke arah misteri ala detektif. Tapi justru apa yang dikemas oleh Danial Rifki sebagai sutradara membuat kisah mereka lebih ringan, mudah dinikmati tanpa berpikir rumit tanpa menghilangkan kesan misteri itu.

Sepuluh menit pertama sebagai perkenalan karakter dan latar belakang cerita dibuat lebih padat tanpa kesan buru-buru. Perjalanan Stellar, Rury, Livia, dan Thalia berlanjut ke Fukushima Jepang karena di sanalah tempat suami-suami mereka berfoto dengan gadis Jepang. Mereka datang ke tempat-tempat yang sekiranya bisa mendatangkan petunjuk.

Image by Youtube Falcon
Image by Youtube Falcon

Sampai akhirnya ditemukan fakta bahwa gadis Jepang di foto itu adalah Mari, dan punya hubungan dengan empat pria itu di masa lalu ketika sedang kuliah. Bahkan menurut salah satu pedagang jepang di sana bahwa Reiner, Glen, Leo, dan Shin selalu datang ke Fukushima setahun sekali di bulan Januari.

Empat istri mereka ini terus menelusuri Fukushima untuk mencari tahu info lebih lanjut, terutama tentang Mari. Sampai di satu waktu mereka menemukan tempat di mana Reiner, Glen, Leo dan Shin pernah menginap saat di Jepang. Di sini juga misteri mulai terungkap, membawa semuanya ke satu cerita yang cukup menyedihkan.

DUA SUDUT PANDANG BERBEDA

Salah satu keunikan dari film Winter Elegy adalah di mana tokoh utama laki-laki dan perempuan ini tidak pernah ada di satu scene yang sama, alias terpisah. Penonton akan dibawa ke sudut pandang yang berbeda. Dimulai dari sudut pandang para istri, kemudian ke sudut pandang para suami yang latarnya bertahun-tahun sebelumnya. Sudut pandang ini kemudian saling berganti hingga ada benang merah yang menghubungkannya.

Pada sudut pandang istri lebih difokuskan mencari petunjuk ala detektif yang sederhana. Di sini tentunya penonton akan selalu dibuat penasaran.

Sementara itu pada sudut pandang suami merupakan kunci atas apa yang selama ini para istri temukan. Hubungan mereka dengan Mari pun menjadi tanda tanya besar apakah sebenarnya hanya sebatas persahabatan saja atau justru ada hal spesial lain di dalamnya.

MUSIM DINGIN JEPANG YANG TERASA HANGAT

Latar tempat film Winter Elegy sepenuhnya diambil di Jepang, terutama Fukushima. Sebagai orang yang belum menginjakkan kaki ke negara tersebut, tentu pemandangan yang disajikan di film memanjakan mata, apalagi dengan suasana musim dingin yang bersalju.

Selain soal salju, penonton juga akan dibawa ke beberapa tempat dan budaya Jepang lain. Seperti menggunakan transportasi umum, penginapan Jepang yang khas, hingga festival kembang api di tengah musim dingin. Hal-hal ini jadi keunggulan lain karena selain mengandalkan cerita, Winter Elegy juga mampu mengasah bagian latar tempatnya.

Image by Youtube Falcon
Image by Youtube Falcon

Meski memang berlatar di musim dingin, semuanya justru jadi terasa hangat dengan kisah mereka yang mampu memainkan emosi penonton. Hubungan Mari dan empat pria itu lah terutama yang membuat saya terkesan. Bagaimana cara istri mereka mencari jawaban atas misteri ini pun menjadi tanda bahwa semuanya saling menyayangi satu sama lain.

Sayang saja durasi film ini termasuk singkat karena hanya berdurasi sekitar 70 menitan saja. Padahal jika sedikit saja dikembangkan, saya rasa film ini bisa lebih terbentuk sempurna.

Untuk klimaks dan bagian ending tentu tak akan saya jelaskan terlalu jauh agar tak spoiler. Tapi yang jelas film Winter Elegy ditutup dengan kisah yang membuat saya menitihkan air mata.

SERUNYA TANYA JAWAB DENGAN PEMAIN DAN SUTRADARA

Ini adalah pertama kalinya saya hadir di JWC dan langsung bertemu dengan pemain dan sutradaranya. Setelah film bereslah penonton tetap duduk di bangku masing-masing untuk melakukan sesi tanya jawab.

Sesi QnA bersama para pemain dan sutradara (dokpri)
Sesi QnA bersama para pemain dan sutradara (dokpri)

Di sini mereka membahas tentang film ini, terutama kesulitan yang dihadapi haru syuting di negeri orang, bahkan di musim dingin. Para aktris dan aktor ini pun memberikan kesan ketika pertama kali membaca skrip film. Yang tak kalah seru adalah aktris  Hana Yuka Sano (berperan sebagai Ibu Mari) yang datang langsung dari Jepang ikut membagikan pengalamannya ketika syuting bersama orang Indonesia.

Sang sutradara pun mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan bahwa Winter Elegy bisa berlanjut dengan sekuel, mengingat cerita ini diambil dari 2 novel berbeda yang disatukan. Tentu masih ada beberapa bagian yang bisa dikembangkan ke depannya.

...

Nah itu tadi ulasan untuk film Winter Elegy yang tayang terbatas di Jakarta World Cinema 2024. Kita lihat nanti kapan film ini bisa rilis resmi di layar lebar Indonesia, atau setidaknya di platform streaming online (yang kemungkinan Klik Film).

Akhir kata, terima kasih sudah mampir. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2024-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun