Barulah kami saling tatap, disaksikan langsung juga oleh ikan-ikan berukuran besar hingga kecil yang diam-diam mengintip gerak-gerik kami. Saturnus tersenyum duluan, disusul oleh senyumku yang begitu tulus mengakhiri cerita bersamanya.
Ia melingkarkan kedua lengannya untuk menyambutku dalam peluknya. Maka aku mendekatkan diri padanya, kemudian kami saling berpelukan selama beberapa detik.
Oh sial, apakah tadi aku menceritakan soal pelukan bersama Saturnus? Ya, kuakui itu memang terjadi, tapi berbulan-bulan lalu ketika pertama kalinya kami mengakhiri hubungan. Entah kenapa tiba-tiba saja memori itu datang kembali. Mungkin karena tempat ini cukup bersejarah, karena di sinilah pertama kalinya aku mengungkapkan perasaan padanya.
Sudahlah, aku rasa cerita tentangnya sudah selesai. Kini saatnya aku kembali berkeliling akuarium raksasa ini sambil mengambil beberapa gambar dan video yang akan kuunggah di Instagram.
Ya, tentu saja seorang diri. Tanpa Saturnus.
***
Sebagai penutup, aku hanya ingin bilang bahwa perpisahan itu akan selalu ada baik itu untuk kekasih, bahkan pertemanan sekalipun. Perpisahan akan menjadi penutup cerita lama yang kemudian dibuka dengan cerita baru dalam bab pertama bernama pertemuan.
Seperti diriku, contohnya. Meski memakan waktu yang tak sebentar sejak Saturnus menikah dan memiliki anak yang lucu, pada akhirnya aku menemukan orang baru.
Kenalkan, namanya Bulan. Ia akan selalu menemani Bumi melakukan rotasi terhadap Matahari. Selalu ada, juga punya jarak yang dekat tanpa sejauh Saturnus. Dan yang paling penting, Bulan bisa memahamiku sebagaimana aku yang memahaminya.
Bumi dalam Peluk Saturnus - Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H