Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadan seperti ini, atau yang biasa kita sebut dengan kegiatan ngabuburit. Bisa jalan-jalan ke sekitar rumah sekaligus mencari takjil, ke suatu tempat dan berkumpul bersama kawan, ataupun melakukan kegiatan di dalam rumah saja.
Sepertinya saya menjadi salah satu yang melakukan kegiatan ngabuburit di rumah saja. Bukan berarti tidak keluar, tapi rasanya rumah masih menjadi tempat favorit untuk menunggu waktu berbuka. Berkumpul bersama keluarga dan melakukan kegiatan produktif di dalamnya.
Salah satunya adalah dengan memasak hidangan untuk berbuka nanti, baik itu hidangan utama ataupun sekaligus membuat takjilnya juga. Seperti yang pernah saya tulis sebelumnya beberapa hari lalu bahwa kehadiran keluarga adalah hal yang selalu saya ingin manfaatkan sebaik mungkin.
Sejak kehilangan Ibu saya 2 tahun lalu, yang ada di rumah hanya tiga orang. Yaitu saya sendiri, adik, dan Ayah yang sudah lama pensiun. Saya dan adik sama-sama sadar bahwa kami sibuk bekerja dan sering meninggalkan Ayah sendirian di rumah. Oleh karena itu menghabiskan waktu di rumah bertiga sudahlah sangat cukup.
Kegiatan favorit seperti yang saya sebutkan sebelumnya adalah dengan memasak. Meski laki-laki, sejak dulu saya sering membantu Ibu di dapur sehingga cukup hafal akan bumbu-bumbu dapur. Saya pun bisa memasak mulai dari tumis-tumisan, menu gorengan, hingga yang berkuah seperti sop atau gulai.
Pada awal puasa, misalnya, saya dan adik membuat menu rawon sebagai hidangan. Kami membeli bahan-bahannya dulu di supermarket dekat rumah, lalu membuat bumbu dari cabai, bawang merah dan bawang putih. Sementara itu bumbu utama kami menggunakan bumbu instan.
Untuk takjilnya sendiri saat itu kami membuat sop buah sederhana dari buah semangka yang dibeli di tukang buah dan apel yang diberikan oleh kerabat. Dua buah ini cukup dicampurkan di sirop rasa melon, juga ditambah jelly untuk tambahan toping.
Biasanya saya akan memulai waktu memasak seperti ini di jam 4 sore sampai akhirnya selesai menjelang waktu magrib. Dipikir-pikir ternyata tidak terasa juga lho tahu-tahu sudah mau buka saja. Benar-benar waktu ngabuburit yang prouktif dan bermanfaat.
Nah untuk makanan berat kadang kami sekeluarga makan setelah makan takjil (atau setelah sholat magrib), namun kadang juga kami makan selepas sholat tarawih di masjid. Ya ini hanya urusan perut saja, hehe.
Itulah kegiatan ngabuburit favorit saya yang cukup dilakukan di rumah dengan memasak. Karena kadang kalau ngabuburit di luar akan banyak menghabiskan waktu, terutama saat macet.