Di sanalah semuanya terungkap. Tentang siapa yang meneror rumah mereka, kenapa setiap cermin harus ditutup kain, juga tentang kenapa mereka harus merahasiakan kematian ibunya.
Plot twist dari cerita ini sungguh di luar pikiran yang tak saya duga sebelumnya. Dan tak sampai sana saja, saking tragisnya cerita itu membuat saya tidak bisa menahan tangis. Serius, ini benar-benar sedih karena berkaitan dengan persaudaraan mereka yang sangat erat.
Tapi karena tak ingin memberi spoiler lebih jauh, jadi saya cukup bilang bahwa kemasan horor yang epik tadi akan ditutup dengan air mata yang membasahi pipi.
***
Nah, jadi kurang lebih seperti itulah jalan cerita dari film Marrowbone. Saya sangat merekomendasikannya kepada pembaca, terutama yang suka cerita horor.
Kompasianer bisa menontonnya secara resmi di aplikasi Catchplay+Â bahkan secara gratis. Atau bisa juga lewat aplikasi Genflix, namun harus berlangganan dulu.
Film berdurasa kurang dari 2 jam ini mendapat rating IMDb 6.7/10 dan 49% dari Rotten Tomatoes sampai tulisan ini dibuat. Padahal, menurut saya pribadi film ini bisa meraih hingga 9.0/10 dengan beberapa pertimbangan di atas.
Jika ingin lihat cuplikan ceritanya, Kompasianer bisa menonton trailer-nya lebih dulu di bawah ini:
Nah sekian ulasan film yang bisa saya tulis di kesempatan ini. Terima kasih untuk kalian yang telah mampir membaca. Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
-M. Gilang Riyadi, 2022-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H