Jika kamu pikir ini adalah kisah patah hati dan kehilangan, aku pastikan kamu telah kalah bahkan sebelum membaca satu paragraf. Judulnya mungkin sedikit menjebak sehingga menimbulkan spekulasi bahwa ada seseorang yang ditinggal tiba-tiba oleh pasangannya.
Maka izinkan aku memulai cerita ini. Tentang tujuan awal yang berjalan baik, meski di titik akhir ada pihak lain yang merasa dirugikan.
Semua bermula ketika aku bertemu perempuan itu di halte MRT Blok M. Dari tampilannya yang rapi, aku menduga ia bekerja di perusahaan besar ibu kota. Lihat saja tas bermerek itu, pasti harganya mahal.
Tanpa sengaja ia menjatuhkan sesuatu yang membuat refleksku memungut benda itu yang ternyata sebuah buku catatan kecil. Aku mengejarnya dalam kerumunan manusia yang padat di jam pulang kerja ini.
"Bukunya jatuh, Mba!" kataku setengah berteriak yang akhirnya membuat dia menolehkan badan.
Perempuan berambut pendek itu mengucapkan banyak terima kasih, dan di stasiun itulah pertama kali kami berkenalan.
"Aku Andriana."
"Rendra," kataku membalas jabatan tangannya.
Jangan salah sangka dulu, aku jamin ini bukan cerita romantis. Semua pun berjalan biasa di hari-hari selanjutnya, sampai aku sadar bahwa ternyata sering berjumpa lagi dengan dia di stasiun yang sama.
"Saya barista, tapi kadang juga jadi penulis lepas untuk tambah-tambah penghasilan," ucapku ketika kami sama-sama berdiri di kereta MRT karena tak kebagian tempat duduk.