Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Trilogi 18 | Who Am I?

4 Juni 2022   10:52 Diperbarui: 4 Juni 2022   11:09 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu adalah perempuan hebat yang sudah membesarkan Adi, anak yang sebenarnya nggak pernah kamu inginkan. Kamu juga selalu membantu pasien kamu untuk kembali bangkit dari keterpurukannya, terutama mereka korban pelecehan seksual. Ingat ya, nggak perlu ada yang dikhawatirkan."

Begitu selesai dengan ucapannya, aku memeluk Keyla erat sambil menahan air mata. Bukan soal Adiyaksa, tapi soal diriku yang ternyata sudah bertahan sampai sejauh ini. Aku manusia kuat dan akan terus berjuang.

"Thanks ya, Key," kataku melepaskan pelukan. "Oh iya, gimana persiapan pernikahanmu?"

"Sudah hampir 100% pastinya. Jangan lupa untuk ambil jahitan baju bridesmaid di butik biasa, ya." Keyla mengingatkan.

Tak lama setelah itu Keyla pamit. Aku masuk ke rumah dan dengan ragu menuju kamar Adiyaksa yang letaknya dekat dapur. Dia duduk di kasur belum melepas seragamnya. Kami sempat saling tatap beberapa detik.

Laki-laki remaja yang tingginya hampir menyusulku itu bangkit, lalu berjalan cepat memelukku yang masih mematung. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya memberi pelukan seolah memang cukup ini saja yang dibutuhkannya.

"Kak..." katanya pelan. "Aku... belum siap untuk panggil Kakak jadi Ibu, Mama, Bunda, atau apapun itu. Semua masih canggung untuk aku."

Aku sempat menahan tawa sesaat.

"Hei, kamu itu tetap adik kecil Kakak. Hal kayak gitu bisa berjalan seiring waktu. Oke?"

Adiyaksa mengangguk sambil memberikan senyum terbaik.

"Kakak tadi beli brownis kukus. Kamu suka, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun