Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Someone From The Past

28 Januari 2022   15:00 Diperbarui: 28 Januari 2022   15:06 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Faris, cukup!" kata Alva sangat malu karena harus membahas soal ini. "Lagian itu saran lo juga kan karena kebetulan kelas kita lagi tampil pelajaran musik."

Sementara itu Stefani hanya tersenyum melihat tingkah kedua laki-laki itu yang menurutnya seperti Tom dan Jerry yang bisa bersahabat tapi juga tak jarang malah menjadi rival dadakan.

Ketiganya kini menuju tempat utama, aula sekolah di lantai 2. Di tempat inilah acara inti diselenggarakan, yaitu sebuah kegiatan internal sekolah yang memperkenalkan tentang kampus kepada anak kelas 12. Faris dan Alva menjadi contoh kecil alumni baru yang hadir dan akan menempati stand kampus masing-masing yang sudah disediakan.

"Faris?" kata seorang perempuan berambut pendek dengan jas almamater yang sama dengan laki-laki itu. "Mau bareng ke stand?"

Alfa dan Stefani saling tatap beberapa detik sampai memilih meninggalkan Faris berdua dengan perempuan itu. Rasanya mereka berdua memang sengaja pergi untuk membuat Faris bisa berduaan di sana.

"Yang tadi itu Seila, kan? Tumben banget dia baik gitu ke Faris," kata Alva yang masih merasa heran.

"Agak aneh memang. Tapi siapa tahu pertanda baik."

"Bukan gitu, Stef. Masalahnya perempuan itu pernah menolak Faris dengan cara yang nggak baik, terus sekarang tiba-tiba malah jadi sok manis begitu."

Kemudian keduanya berpisah sejenak untuk mengisi stand kampus masing-masing. Sementara itu keadaan di pintu aula terasa canggung antara Faris dan Seila yang sebenarnya satu kampus tapi malah terasa asing. Ajakan Seila tadi pun justru ditolak halus Faris dengan senyum yang dipaksakan, membawa langkah laki-laki itu menjauh dan memilih datang ke stand kampus lain.

***

Kantin sekolah menjadi tempat paling pas untuk kembali mambahas nostalgia ketika Faris, Alva, dan Stefani istirahat sejenak dari kegiatan University Day. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun