"Hidupmu, tanggung jawabmu, bukan tanggung jawabnya. Dan, kau adalah pemeran utama dalam hidupmu, jadilah tokoh yang bangkit dari keterpurukan, seperti tokoh-tokoh yang kau favoritkan. Ingatlah ini, dirimu sendirilah yang harus berhati-hati ketika bermain-main dengan harapan. Mungkin, kau pernah mendengar bahwa jika sedang berkhayal, tidak usah tanggung-tanggung, siapa tahu kesampaian. Lalu, bagaimana jika jangkauan tak sampai pada angan? Mau sejauh apa kau menentang kenyataan?
Benar, bahwa tak ada yang salah untuk terus menumbuhkan angan, tetapi jangan memilih kebahagiaan semu yang pada akhirnya mengecewakanmu."
Oh ya, sudut pandang yang ada di buku ini memang ditujukan untuk perempuan. Namun tetap saja inti tulisan bersifat fleksibel yang bisa juga ditujukan untuk laki-laki. Hanya tinggal mengubah sudut pandang saja sedikit.
Nah, itulah sedikit ulasan saya mengenai buku Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta. Buku ini tentu memberikan manfaat bagi mereka yang masih dibutakan oleh cinta, yang galau kapan ketemu jodohnya, ataupun yang masih trauma untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang. Intinya akan ada sedikit pencerahan yang bisa diambil dari tulisan di buku ini.
Jadi untuk para pembaca yang mungkin tertarik juga bisa membelinya di toko buku terdekat ataupun melalui online di beberapa e-commerce.
Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
-Gilang Riyadi, 2019-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H