Di samping itu, cerita asli di novel memang lebih mendominasi pada film ini. Hal ini terbukti dengan beberapa adegan serta percakapan yang begitu sama persis dengan di buku. Dan memang, beberapa adegan tersebut memang menjadi bagian andalan untuk jalan cerita ini.
Sabtu Bersama Bapak menghadirkan kisah seorang ayah yang berusaha untuk terus mendidik anaknya hingga dewasa, meskipun ia telah tiada. Selain mengharukan dan membuat tawa, film ini juga menghadirkan sedikit cerita romantis dan menegangkan yang menjadi pelengkap kisah-kisah para tokohnya.
Menurut saya, film ini cocok untuk ditonton remaja hingga dewasa. Mungkin untuk anak kecil masih terlalu berat untuk menangkap apa maksud dari cerita yang disuguhkan. Nah, untuk nilainya saya tidak akan ragu memberi nilai 8,5/10.
Bagaimana, apa anda tertarik untuk menonton film ini juga? Tidak ada salahnya untuk meluangkan sedikit waktu bersama keluarga, kan? Dan juga, dengan menonton Sabtu Bersama Bapak, anda pun akan membayangkan bahwa kasih sayang seorang ayah akan terus ada, bahkan hingga ia telah tiada sekalipun. Selain itu, film ini pun mengajarkan bahwa membangun rumah tangga yang baik tidaklah mudah. Banyak perjuangan yang harus dilewati, atau bisa juga sampai mengorbankan sesuatu.
Selain film Sabtu Bersama Bapak, masih ada film lokal lainnya seperti Jilbab Traveler, Koala Kumal, ILY From 38000 FT, dan Rudy Habibie yang masih akan menghiasi bioskop dalam negeri untuk beberapa waktu ke depan. So, tetap dukung terus karya negara kita sendiri, ya!
[Gilang RYD, 2016]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H