Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Lelah itu Manusiawi

3 Agustus 2018   21:08 Diperbarui: 3 Agustus 2018   21:40 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Manusia pada dasarnya memiliki batas maksimum tetapi ketika keyakinan mampu untuk melawannya maka kita mampu menuju tak terbatas dan melampauinya"-Ardi Wardianto.

Akhir akhir ini mungkin sudah masuk di fase sibuk sibuknya sebagai mahasiswa, sebab agenda akademik sudah bertebaran yang namanya praktikum dan mendekati UTS,  apalagi minggu depan sudah masuk minggu tenang. 

Minggu tenang yang katanya untuk belajar tetapi jadi menegangkan sebab lagi lagi minggu tenang laporan dan praktikum tetap melanda. Apalagi mahasiswa yang katanya aktifis organisatoris tidak hanya beban akademik yang difikirkan tetapi kepanitian yang luar biasah. 

Aktifis yang rata rata amanahnya lebih dari 2 atau bisa dibilang multiamanah harus melawan atau menyelesaikan amanah tugas dan tanggung jawab yang sudah dipikulnya. Pilek batuk menjadi warna warni kelelahan mereka sebab bulan ini juga sudah masuk fase hujan mulai rintik rintik deras mengguyur kampus.  

Keluh kesah terkadang menghampiri bagi para aktifis akademisi yang harus membagi waktu untuk menyelesaikan tugasnya. Banyak yang mengeluh capek, lelah dan sebagainya sehingga kurang maksimal dalam menjalankan amanahnya yang sudah berada dipundak, seharusnya jalan lancar tanpa batas tetapi keluh kesah menjadi penghambat.

Bukan menjadi sok hebat atau yang paling benar tetapi sama sama saling menasihati dalam kebaikan. bahwasanya lelahnya seorang pejuang adalah ladang pahala bagi mereka yang selalu ikhlas dalam berjuang.  

Mahasiswa yang dilanda lelah ingat seharusnya kita banyak bersyukur berarti jalan kita sudah benar hanya sabar yang harus kita nanti. Lelah itu berarti perjuangan yang telah dibayar dengan kerja keras, mana ada ketika saat ini lelah perjuangan kita biasa biasa aja, berarti kita sudah totalitas menjalankannya. Bayangpun andaikata saat kita tidak berada dijalan ini, apakah berleha leha santai santai akan mendapatkan pengalaman maupun ganjaran kebaikan ? seharusnya kita yang harus banyak bersyukur Allah menghadirikan lelah kepada diri ini, untuk selalu mensyukuri nikmat yang luar biasa. 

Sebenarnya kita tidak dituntut untuk sampai pada titik terakhir, hanya mati pada jalan kebaikan. Bersyukur lah bayangkan gak banyak orang yang diberikan jalan seperti ini, dan bisa menikmati lelah seperti ini. mungkin ada yang merasakan sampai saat ini belum bisa mendapatkan apa apa, jadi ketika kita mendapatkan rasa lelah, totalitas kerja keras dalam amanah menjadi bukti perjuangan. 

Jadikan lelah ini menjadi lillah, ketika kita lelah dan bingung bagaimana solusinya, jadikan Allah sebaika baiknya tempat curhat dan keluarga sebagai pemompa semangat, bahwasanya Allah dan keluarga lagi ingin dekat dengan kita.

Jalan kebaikan adalah jalan orang orang yang mau berkorban, yang mau bergerak dari zonanya. Ketika lelah didepan mata cari lah resonansi baru bukan mengeluh bersama orang orang yang lelah. 

Dan jadikan hati selalu membatin, apakah hanya saya yang lelah dan apakah lelah ini sudah batas maksimal ? ketika dihadapi seperti ini banyakin diskusi atau silaturahmi selain orang yang berada disekliling kita dan tanyakan perjuangan yang dihadapi saat ini atau tanyakan pernah merasakan hal yang sama dengan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun