Teori? Aku meliriknya di rak buku,
tertutup debu.
Di sini, aku meramu rasa:
bukan jargon, bukan kategori besar
yang melayang-layang
seperti asap di udara.
Baca Juga: Di Ambang Nama
6.
Aku tahu mereka tidak ingin mendengar
keluh seorang perempuan di dapur.
Namun panci ini penuh:
buncis, rasa asin, sedikit rasa pahit,
seperti sejarah yang enggan larut.
Aku masak, bukan bicara.
7.
Buncis-buncis itu menyerap rasa.
Mungkin inilah caranya bertahan:
meresap yang pahit, menerima asin,
hingga menjadi sesuatu yang utuh.
Sebuah panci, sebuah siklus.
8.
Tapi aku tahu, ada rasa yang tidak bisa diolah.
Ada bau hangus yang tertinggal di dinding dapur.
Apakah ini warisan?
Bukan panci terbaik,
melainkan kenangan akan hari-hari
yang selalu terasa terlalu panjang.
9.
Aku berdiri, melihat buncis yang tersisa.
Mereka tidak sempurna,
beberapa pecah, beberapa gosong.
Namun aku tahu ini:
setiap pecahnya membawa rasa,
setiap gosongnya adalah cerita.
10.