Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Omon-omon puisi dan sekenanya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Benang Hujan, Akar, dan Sungai

1 Desember 2024   12:47 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1

Hujan meniti udara seperti benang,

jatuh satu per satu, mengetuk atap rumah.

Di dalam, kita mendengar irama yang tidak asing:

seperti nyanyian yang tidak pernah selesai,

aroma tanah basah membawa ingatan---jagung rebus,

dan daun yang menguning sebelum waktu.

2

Kesedihan adalah tamu tak diundang,

mampir di sudut-sudut yang gelap,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun