Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor of Education in Indonesian Language and Literature, Indraprasta University, Jakarta

Kadang menulis prosa, tapi lebih sering puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Bangku Kayu

23 November 2024   17:28 Diperbarui: 23 November 2024   20:20 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bangku Kayu. (Sumber: Pexels/Lana Kravchencko)

mengingat cahayanya sendiri.

Apa itu gelap, jika bukan sesuatu yang lemah?

4

Aku berpikir, kita hanyalah suku-suku kecil

yang berjalan di garis tipis

antara kehampaan dan keinginan.

Matahari sore menjadi getaran,

perlahan tenggelam dalam warisan leluhur

yang lupa nama kita. Namun, pikiranku mulai jernih:

kita adalah mereka yang lupa melambat.

5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun