Mohon tunggu...
Gilang RakhaFaiza
Gilang RakhaFaiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif S1-Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saya merupakan aktivis pendidikan yang ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penerapan Paradigma Integrasi dalam Ilmu Sosial dan Humaniora

15 Juni 2024   11:40 Diperbarui: 15 Juni 2024   12:08 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

PENERAPAN PARADIGMA INTEGRASI 

DALAM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

Integrasi adalah upaya dalam menyatukan pengetahuan Islam dan pengetahuan umum. Konsep integrasi dan interkoneksi, yang pertama kali diperkenalkan oleh Amin Abdullah, menyatakan bahwa kehidupan sehari-hari umat manusia adalah fenomena yang kompleks yang dialami dan diamati oleh manusia. Hal ini berlaku untuk semua bentuk Pendidikan.

Amin Abdullah adalah salah satu tokoh nasionalis Indonesia yang cukup agresif terhadap sistem pendidikan Islam negara itu. Seorang ilmuwan Muslim di Indonesia dengan pengetahuan yang kuat di bidang pendidikan, organisasi, dan khotbah. Pidato Amin Abdullah tentang pendidikan Islam menggunakan integrasi, atau interkoneksi, untuk membantu memecahkan masalah kebuntuan.

Secara signifikan paradigma integratif-interkoneksi diubah dengan membagi epistemologi Islam menjadi tiga kategori yaitu bayani, burhani, dan irfani. Epistemologi Bayani, yang didasarkan pada teks (wahyu), epistemologi Burhani, yang berbasis pada aritmatika dan radii, dan epistemologi Irfani, yang berdasarkan pada pengalaman. Al-Jabiri yang menyoroti epistemologi irfani tidak sangat penting dalam pengembangan pemikiran Islam, tetapi bagi Amin Abdullah, empat epistemologinya harus mampu bercakap dan bertindak dengan cara yang saleh. Epistemologi bayani ini lebih dominan dan hegemonis daripada epistemologi tradisional Irfani dan Burhani, sehingga sulit untuk terlibat dalam dialog dengan mereka. Sulit juga untuk memahami dan mengukur nilai asumsi fundamental yang dimiliki oleh epistemologi Irfani dan Burhani.

Integrasi merupakan upaya untuk menyatukan pengetahuan Islam dan pengetahuan umum. Adapun interkonektif terkaitnya satu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain melalui satu hubungan yang saling menghargai dan mempertimbangkan. Paradigma epistemologi ada tiga, yakni bayani, burhani dan irfani, dari ketika epistemologi saling berhubungan, perspektif Setiap mahasiswa terkait dengan integrasi dan interkonektif berbeda-beda, ada yang mengatakan bahwa perlu banget mahasiswa mempelajari integrasi, karena upaya memadukan ilmu umum dan ilmu agama saling berhubungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun