Mentari menampar kulit-kulit mulus milik dua perempuan yang tengah asik bergaya di salah satu sudut jalan. Panas terik membakar rambut, hingga aroma khas mentari menyengat dan lengket disekujur tubuh. Tawa riang itu masih saja membahana hingga menarik perhatian mereka yang lalu lalang. Salah satu perempuan itu bernama GeeR, sedaritadi lebih sering jongkok. Pose itu adalah pose ternyaman saat ia mengabadikan perempuan yang sudah berdiri ditiang nama jalan. Perempuan yang menjadi model itu bernama Keisa. Mereka mengenakan baju yang sama, menguncir rambut panjang mereka dengan gaya yang sama, tapi yang menjadi berbeda adalah ukuran badan.
[caption id="attachment_237910" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"][/caption]
Disela canda dan tawa, datang seorang ibu berkerudung hitam bersama seorang anak perempuan berponi. Mereka menghampiri GeeR dan Keisa sambil memamerkan jejeran gigi putih dan bibir berbentuk bulan sabit. GeeR membalas senyum itu sebab ia sudah mengenali siapa yang datang bersama seorang anak. Ibu ini bernama Selsa, dia adalah salah satu teman akrab GeeR dan Keisa. Keakraban itu dijalin di dunia maya, dan pada hari ini Keisa akhirnya bisa menjalin keakraban menjadi nyata bersama GeeR dan Selsa.
“Sudah lama disini?” tanya Selsa.
“Lumayan lah bund..lha kok tahu kalau kita ada disini?” GeeR menjawab dan melempar pertanyaan juga.
“Gimana gak tahu, lha kalian menonjol disini, dijalan yang suka didatangin orang untuk foto-foto, hehe..”
Mereka berempat pun akhirnya menyempatkan diri untuk mengabadikan moment dijalan ini, jalan Malioboro. Sebuah jalan yang selalu menjadi tujuan wisata, bahkan papan nama jalan ini menjadi salah satu favourite wisatawan untuk berpose sebagai kenang-kenangan.
[caption id="attachment_237911" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"]
Selepas tersenyum didepan layar kamera, Selsa memohon pamit sebentar untuk mengantarkan anaknya belanja disini. GeeR dan Keisa pun kembali melanjutkan perjalanan, bukan untuk menikmati sudut Malioboro lagi tetapi kembali ketempat parkiran. Karena, direncanakan GeeR dan Keisa akan ke Semesta untuk bertemu dengan kawan maya mereka.
Saat berjalan kembali ketempat parkiran, GeeR melihat sesosok pria yang menggandeng tas kamera berjalan mendekat. Tepat saat GeeR yakin, GeeR pun berucap pada Keisa “nah itu BB sudah datang..”
Keisa yang masih belum pernah bertatap muka dengan BB clingak-clinguk mencari orang yang ditunjuk oleh GeeR. Kini BB sudah berada persis didepan mata mereka, ia memberikan senyum hangat pada dua perempuan ini.
“Akhirnya ketemu juga..” ucap Keisa pada BB.
Tadi GeeR dan Keisa berniat untuk kembali ketempat parkir motor, tapi GeeR mengurungkan niat. Ia mengajak Keisa dan BB untuk berbalik arah ke ujung jalan, untuk mengabadikan diri lagi dipapan nama jalan Malioboro. Tak perlu waktu lama, ya hanya beberapa kali jepret. Malioboro telah membuat kenangan antara mereka bertiga.
[caption id="attachment_237929" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi Keisa)"]
****
Semesta telah menanti. Dua motor kini telah terparkir rapi, satu motor milik GeeR dan satunya lagi milik BB. Semesta masih saja sepi, tapi tidak dengan dering handphone GeeR. Sebab sedaritadi GeeR terus sibuk mengabarkan info pertemuan di Semesta dengan kawan maya lainnya.
Kurang lebih 20 menit menunggu, datang sepasang suami istri menghampiri kami bertiga. Dia adalah Pak Ramli dengan sang istri. Kalau diruntut ternyata Keisa ini bersaudara dengan Pak Ramli, sebab mereka dari daerah yang sama. Kawan maya jika bertatap muka, kadang bisa mempertemukan keluarga. Pak Ramli tak bisa bercerita lama, sebab ia ada acara lain yang harus didatangi. Tapi pertemuan singkat ini tetap menjadi cerita kenangan menarik untuk mereka.
Selepas Pak Ramli meninggalkan Semesta, datang seorang pria bertubuh tinggi mengenakan jaket. Sebelum pertemuan ini, GeeR, Keisa dan BB sudah bertemu dengan pria ini. Terlebih Keisa, sebab mereka telah melakukan perjalanan Purwokerto-Yogyakarta bersama. Sementara BB pun sama, ia telah mengenal pria ini dan bertemu disuatu kesempatan bersama teman maya juga. Pria ini lebih senang menyingkat dirinya JM, katanya kalau pakai nama asli sudah pasaran.
Detik pun berjalan berganti menit, salah seorang kawan maya pun kembali datang menyapa kami berempat yang tengah asik berbincang. Kawan maya ini dikenal dengan fiksi serius, namanya Fandi. Ini adalah kali pertama Fandi bertemu dengan Keisa dan juga JM, tapi tidak dengan GeeR dan BB.
Sebelum pertemuan ini GeeR memberitahu Fandi bahwa Keisa datang ke Yogyakarta, dan tampak Fandi sangat antusias bisa ikut berkumpul. Siang itupun akhirnya terasa hangat meski kenyataannya diluar sangat terik. Banyak hal yang diceritakan dan ditanyakan, Keisa lah yang menjadi fokus utama. Sebab, karenanya kita kawan maya bisa bertemu.
Selsa yang tadi berpamitan untuk mengantarkan anaknya berbelanja, kini telah menyusul mereka di Semesta. Jadilah semesta riuh dengan keakraban mereka, ada tujuh orang yang mengelilingi meja panjang. Banyak cerita baru yang saling tertukar dari satu mulut ke mulut lain. Cerita tentang pertemuan ini terus berlanjut, hingga sore menjelang. Bahkan akan ada pertemuan selanjutnya, dengan mereka yang maya lainnya ditempat yang sama dan berbeda.
Keesokan harinya, Keisa kembali diajak GeeR untuk menikmati Yogyakarta dari pagi datang hingga malam yang menantang. GeeR mengundang Yswtpr untuk ikut menemani Keisa menikmati Yogyakarta di siang hari. Benteng Vredebug, Taman Sari dan Keraton Yogyakarta menjadi cerita kenangan antara mereka bertiga. Cerita itu tersimpan rapi di memori kamera. Masing-masing dari mereka membawa ‘senjata’ sendiri, bahkan dalam satu moment ketiga kamera itu memotret pose yang sama tapi dengan angle yang berbeda.
[caption id="attachment_237914" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"]
Malam harinya, Keisa diajak untuk menikmati Tugu Jogja saat malam hari. Disini ada rasa ketakutan saat mengambil foto tepat dibawah Tugu, karena motor dan mobil lalu lalang. Bahkan, hampir saja kamera GeeR terserempet oleh mobil.
[caption id="attachment_237919" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"]
Melanjutkan perjalanan malam, di pojok stasiun mereka meneguk segelas kopi jos. Bersama dua pria, Fandi dan ada satu pria lagi yang baru pertama ditemui Keisa tapi sudah dikenalnya lama, yaitu R82.
“Akhirnya bisa bertemu dengan dua sepupu mayaku” ucap keisa pada dua pria ini.
Kopi Jos, kopi yang dimasukan arang hitam panas. Kopi ini sejak awal kedatangan Keisa ke Yogyakarta telah membuat dirinya penasaran setengah mati. Saat ketiga kopi itu telah tersaji, tak segan-segan Keisa memotret segelas kopi miliknya.
[caption id="attachment_237923" align="aligncenter" width="533" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"]
Pertemuan ini masih berlanjut keesokan harinya, antara GeeR, Keisa, Fandi, dan R82. Menggunakan motor mereka berjalan menjauhi kota Yogyakarta menuju pelosok desa, mencari perumahan yang unik. Di dusun Ngelepen ini terdapat rumah yang unik, orang-orang sering menyebutnya dengan dua sebutan “Rumah Dom dan Rumah Teletubies”. Keisa mencatat semua keunikan rumah ini dari informasi yang diberikan pengelola.
[caption id="attachment_237925" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"]
Tepat pukul tiga sore, Keisa diantar ke travel yang akan mengantarnya kembali pulang ke Purwokerto dan Jakarta. Belum sempat mengabadikan kembali moment, supir pun menyuruh Keisa untuk segera memasuki mobil.
“Ayo mba, berangkat sekarang..” ucap supir.
GeeR terkejut, baru saja ia ingin mengajak Keisa berfoto didepan tugu dengan vebi (vespa chibi) milik R82. GeeR, R82, dan Fandi mendapatkan kenangan dari Keisa. Dua benda yang dibawa khusus dari Jerman. Untuk GeeR dan R82 hanya mendapat satu.
"Ini buat berdua ya.." ucapp Keisa sambil menggoda.
Mobil itu kini pergi meninggalkan tiga orang yang saling pandang. Mereka bertiga sejenak terdiam, lalu bingung mau melanjutkan perjalanan kemana. Alhasil, masing-masing memutuskan untuk kembali pulang kerumah. Karena kedatangan Keisa, perempuan berkacamata itu akhirnya mewujudkan yang maya menjadi nyata. Kenangan yang diberikan Keisa diabadikan GeeR, sebab kenangan itu akan segera berpindah tempat.
Rupanya pertemuan kawan maya belum berakhir sejak kepulangan Keisa, sebab saat JM mendengar R82 yang datang ke Yogyakarta maka JM menginformasikan GeeR untuk berdua datang ke Semesta lagi. Semesta kembali membuat cerita, JM bertemu dengan R82. GeeR pun mengabadikan pertemuan mereka berdua.
JM sangat antusias mendengarkan cerita R82 tentang perjalanannya, dan GeeR antusiasi memesan menu makanan sembari menikmati ekspresi mereka berdua. JM meminta GeeR mengabadikan mereka berdua didepan Vebi, sebab Vebi adalah salah satu cerita menarik yang diperbincangankan saat duduk tadi.
[caption id="attachment_238490" align="aligncenter" width="640" caption="(Foto: Dok. Pribadi GeeR)"]
***
Semesta
Maya yang menjadi nyata
Menit berganti dengan jam
Semesta
Terik mentari perlahan tertutup awan mendung
Hujan pun turun
Tapi hangat masih menyelimuti
Semesta
Bukan tentang tempatnya, tapi cerita dibaliknya
Puntung rokok itu terus menumpuk
Asap itu mengitari perbincangan
Gelas-gelas kosong bertukar posisi dengan yang terisi
Informasi bertambah
Dari negeri seberang hingga cerita pedalaman
Semesta
Pertemuan ini lengkap
Teraktual, Insipratif, Menarik, dan Bermanfaat
Terima kasih..
***
Kopdar Lagi yuk…
Yogyakarta, Pertengahan Februari 2013.
Gilang Rahmawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H