Mohon tunggu...
Gilang Rahmawati
Gilang Rahmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari menjadi kuli tinta.

*** silahkan tinggalkan pesan *** ** http://www.kompasiana.com/the.lion ** #GeeR

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Vegetarian, Makan Rawon Tanpa Daging

16 Juli 2013   05:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:29 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_266782" align="aligncenter" width="640" caption="(Ilustrasi: Dok. Pribadi GeeR)"][/caption]

Ada yang berbeda dua tahun lalu dengan kembaran saya, Galang Rahmadhani. Dulu dia itu penggila sate ayam. Tapi, sejak dua tahun lalu itu kebiasaannya berubah drastis. Ia lebih menikmati sayur-mayur, katanya dia jadi vegan (orang yang vegetarian). Memang saat itu gaya hidup vegetarian lagi booming di Indonesia. Jadi, saya pikir kembaran saya ini mungkin lagi ‘latah’ sama trend vegetarian.

“Paling-paling bulan depan udah makan daging lagi..” kataku padanya.

Ya, memang sedikit kurang meyakinkan kalau dia benar-benar akan menjadi vegetarian. Apalagi kalau ingat dulu dia benar-benar suka sate ayam. Sejak jadi vegetarian, digodain makan sate ayam pun dia tidak tergoyahkan. Dan ternyata, setelah selidik punya selidik menghindari makan sate ayam adalah hal paling menyebalkan.

Banyak orang yang menjadi vegan karena latar belakang kasihan melihat hewan yang dipotong. Tidak bagi kembaran saya ini, sejarahnya sih kembaran saya ini habis terkena demam berdarah dan tipus yang mengharuskannya istirahat lebih dari seminggu di rumah sakit. Sehabis itu, ada dosen dan teman-temannya yang mengajak untuk hidup menjadi vegetarian. Kata mereka yang menggoda kembaran saya, menjadi vegan itu bisa mengatur pola makan dan jarang jatuh sakit.

Gaya hidupnya ini memang baik buat dirinya tapi tidak bagi keluarga kami. Karena gaya hidupnya yang baru ini membuat repot. Seperti contohnya saat ibu atau mbak saya masak, pasti selalu memilah menu makanan. Padahal ibu sudah beli daging ayam, dan niatnya memang masak ayam goreng. Begitupun saat acara kumpul keluarga, kebetulan masakan yang dibuat adalah rawon. Dia tetap bertahan dengan gaya hidupnya, jadi hanya menyicipi kuahnya saja tanpa daging.

“Mana enak rawon tanpa daging..” celetukku.

Dia tetap cuek, yang penting katanya ada nasi. Sesekali dia mengeluh menjadi vegan, apalagi kalau diundang makan di sebuah acara. Tentu saja saat itu lebih banyak menu penuh daging, kalaupun ada sayur itu hanya sebagai pelengkap. Bagi beberapa orang ketika melihat dia memilih menu makanan hanya sayur atau tempe dan tahu, mereka berpikir kalau dia tidak menghargai yang punya hajatan. Padahal sebenarnya karena menghindari makan daging.

Beruntungnya dia tinggal di Yogyakarta, kota ini sudah banyak warung khusus untuk mereka yang vegetarian. Oia, salah satu manfaat yang benar-benar terasa jadi vegan itu adalah isi dompet irit. Terlebih buat dia yang menjadi anak kos. Di Yogyakarta kalau makan di warung prasmanan (seperti warteg) dengan menu ayam terhitung murah, paling mahal Rp. 10ribuan, nah apalagi buat mereka yang vegan. Biasanya hanya makan nasi dengan sayur, jadi sekali makan cuma Rp. 6ribuan.

Satu hal yang saya tunggu dari gaya hidupnya ini adalah ‘kapan bertahannya ya?”. Pertanyaan itu akhirnya terjawab, tahun 2013 ini dia gagal menjadi vegan sejati. Ceritanya dia punya pacar, dan pacarnya bukan vegan. Jadi suka repot bin kesal kalau cari makan di luar. Diajak ke warung vegan tentu saja sang pacar menolak, karena dia niatnya makan daging. Lambat laun karena sering diprotes sama sang kekasih, akhirnya hatinya pun luluh melihat daging.

Akhir-akhir ini gaya hidupnya sering menjadi bahan guyonan di keluarga kami. Terlebih saat makan bersama. Pernah ibu saya menggodanya “Lha kok makan daging? Bukannya gak suka ya? Tuh..ada sepiring tempe sama tahu..Hahaha”

***

Apapun makanannya, jangan lupa minum air putih!

Palangkaraya, Juli 2013.

GeeR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun