Mohon tunggu...
Gilang Rahmawati
Gilang Rahmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari menjadi kuli tinta.

*** silahkan tinggalkan pesan *** ** http://www.kompasiana.com/the.lion ** #GeeR

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[WPC 39] Kopdar Kampret, Hangat di Tengah Hawa Dingin

17 Juli 2013   13:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:25 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali melihat kiriman di grup Kampret (Kompasianer Hobi Jepret) yang menunjukkan arah Villa Le Jarden, saya cukup terkejut. Terlebih saat Mo Wit (Yswitopr) bilang Villa tersebut berada setelah patung udang. Yang membuat saya terkejut karena saya tahu daerah tersebut kalau malam hari pasti super dingin.

Hal ini pun terbukti, bukan hanya kondisi malam hari saja. Melainkan saat saya beserta tiga kampretos (Mas Bowo Bagus, Mba Elisabeth Murni dan Mba Dwi Purwanti) tiba pertama di Villa ini. Saat itu kami tiba kurang lebih pukul 10 pagi pada tanggal 29 juni 2013, hawa di sekitar kaliurang sudah memaksakan saya mengenakan jaket.

Menjadi penunggu Villa pertama membuat saya sedikit dirundung bosan, terlebih saat dikabari bahwa rombongan Kampretos dari Jakarta masih berjuang melewati kemacetan menuju Yogyakarta. Akhirnya, sebagai penghilang penat saya menyusuri setiap sudut Villa. Villa tersebut terbilang besar, ya pastinya cukup untuk menampung kampretos semalam.

Sementara saya asik menikmati sudut Villa, Mba Dwi Purwanti pun sibuk menyusun siapa yang tidur di kamar mana. Saya melihat ada dua frame menarik di ruang tamu. Itu merupakan karya fotografi dalam bentuk minimalis hitam putih. Saya pun bertanya dalam hati, “Siapa pemilik Villa ini? Jangan-jangan fotografer..”

Sebenarnya tidak penting siapa pemilik villa tersebut, tapi yang penting kapan kampretos Jakarta tiba di Villa ini. Akhirnya penantian panjangpun berakhir. Beberapa mobil dan Bus besar masuk ke area halaman Villa dengan waktu yang berbeda, satu persatu kampretos yang maya mulai menampakan diri dengan wajah nyatanya. Saling sapa dan bersalaman menjadi pembuka pertemuan.

Setelah masing-masing menikmati hidangan makan malam, saya melihat admin Kampret mulai sibuk menata peralatan ‘perang’ di ‘studio mini’. Rasanya pengen ikut nimbrung membantu, tapi takutnya jari jemari saya malah bikin rusak. Malah repot kan..

Sebenarnya kopdar kali ini memang sudah dibuat jadwal acara, tapi kami memaklumi jadwal acara tersebut berubah dikarenakan keterlambatan datang kampretos Jakarta. Berubahnya jadwal ini tidak serta merta membuat kampretos kecewa dan enggan mengeluarkan senjata masing-masing. Admin pun berinisiatif dengan menggelar stobisan, meski cuaca gerimis tipis bahkan sesekali hujan deras. Alhasil, tadinya saya sudah berani melepaskan jaket harus kembali mengenakannya bahkan memasang kaos kaki. Kaliurang Yogyakarta itu sama seperti Puncak Bogor.

“Untung Mba Gilang juga pake kaos kaki, jadi saya ada temennya..” ucap salah satu kampretwati (untuk ini gak usah disebut namanya, hihi..nanti kena cubit)

Pelajaran strobis ini membuat saya tertarik untuk ‘blusukan’ tanpa alas kaki berjalan mendekati ‘studio mini’. Saya masih ingat, saat itu disediakan tiga model cantik yang mengenakan pakaian tari jawa. Sebenarnya saya agak minder ikut di pelajaran ini, karena keterbatasan alat. Tapi, bahagianya jadi kampretos karena admin menyediakan peralatan yang bisa dipinjam sesuka hati (asal jangan merusakannya). Bahkan, kita belajar langsung dari ahlinya (admin kampret) Mas Ajie Nugroho dan Om Widianto Didiet yang pada malam itu sibuk berbagi ilmu dengan gaya mereka.

[caption id="attachment_267040" align="aligncenter" width="640" caption="(Hasil belajar strobis milik GeeR)"][/caption]

Selama pelajaran strobis, ada kampretos yang mencoba mengabadikan moment kopdar ini dengan handycam. (Ditunggu hasilnya ya oom..)

[caption id="attachment_267049" align="aligncenter" width="640" caption="(Syuting di tengah hawa dingin)"]

1374041594372715031
1374041594372715031
[/caption]

Semakin larut, model yang disediakan beranjak pulang. Meski tidak ada model, studio buatan itu masih tetap diramaikan oleh beberapa kampretos. Salah satunya, Mas Dedes, Mba Dwi Purwanti dan Mas Mentos. Mereka bertiga iseng membuat foto siluet. Setelah lelah iseng dengan siluet, ada godaan untuk memotret di dalam ruangan. Di ruangan yang tampak seperti balai itu telah disediakan peralatan wayang.

Di ruangan ini kita bertemu dengan admin lainnya, Mo Wit. Yang sudah siap menjadi dalang dadakan semalam suntuk bahkan siap dijahili oleh kampretos. Kampretos yang paling bersemangat menikmati foto wayang ini adalah Mas Dedes. Beberapa kali dia tak segan untuk meminta Mo Wit menggerakkan wayang itu sesuai permintaannya.

[caption id="attachment_267041" align="aligncenter" width="640" caption="(Dalang Mo Wit)"]

1374040894913872847
1374040894913872847
[/caption]

[caption id="attachment_267043" align="aligncenter" width="640" caption="(Salah satu hasil coba-coba dengan senter)"]

13740409491911317682
13740409491911317682
[/caption]

[caption id="attachment_267044" align="aligncenter" width="640" caption="(Di saat kampretos asik main wayang, eh ada yang buka pijat refleksi tengah malam)"]

13740410001628966170
13740410001628966170
[/caption]

***

Selamat pagi Kaliurang!

Mata masih enggan untuk membuka dari hangatnya selimut, tapi waktu memaksakan badan untuk segera turun dari kasur. Apalagi ditambah terdengar suara riuh canda di bawah kamar saya. Benar sekali, tepat saat saya menuruni tangga. Kampretwati sudah asik ngobrol pagi sambil menikmati secangkir teh hangat dan juga sarapan nasi goreng. Saat itu saya hanya ingin menikmati segelas air putih, setelah itu dengan mata masih setengah terbuka saya kembali beranjak ke kamar untuk mandi. Baru akhirnya saya turun menikmati sarapan pagi.

“Ayo mbak gilang sarapan..” ucap istri Om Nanang.

Niatnya sih pengen sarapan bareng, tapi ternyata mereka sudah duluan menghabiskan sarapannya. Dan yang ada saat itu saya dibully pagi-pagi. (pembullyan ini tidak dipublish cukup mereka saja yang tahu..haha)

Hangatnya mentari menggoda saya untuk segera berjalan ke teras depan, sedikit melakukan aktifitas menjemur diri. Saat itu saya melihat ‘wajah pagi’ nya Mas Arif Subagor dan Mas Ajie Nugroho yang terkenal kalong sejati. Ternyata mereka bisa bangun pagi, mungkin terpaksa bangun.

Kabut tipis yang menutup Kaliurang perlahan menghilang, berganti mentari yang berusaha bersinar terik. Setelah beberapa kampretos usai menikmati santap pagi, kegiatan ‘merusuh’ pun mulai dilaksanakan. Hal ini terbukti dari kejahilan mereka membuat foto ilustrasi untuk Kompasiana. Tak segan-segan, admin Kampret Mas Si Eka ikut menjadi model. Saya pun mulai asik mencari objek yang asik buat jadi foto candid.

[caption id="attachment_267053" align="aligncenter" width="640" caption="(Suasana membuat foto ilustrasi)"]

1374041898192466102
1374041898192466102
[/caption]

[caption id="attachment_267045" align="aligncenter" width="640" caption="(Dua admin beraksi dengan ilustrasi)"]

13740411831631991215
13740411831631991215
[/caption]

[caption id="attachment_267046" align="aligncenter" width="640" caption="(Hasil candid ditemukan merekalah pemilik villa)"]

13740412591702753420
13740412591702753420
[/caption]

Kemudian, ternyata di sudut taman Mo Wit sudah menyediakan peralatan untuk memotret makro. Awalnya saya tidak tertarik, karena saya khuwatir ada hewan kecil tak bertulang belakang yang digunakan sebagai model. Tapi, saat saya berusaha mendekat, ternyata tengah bermain dengan air dan bunga. Pelajaran ini akhirnya membongkar sebuah rahasia dari foto airnya Mo Wit. Dan saya cukup kerepotan untuk bisa menopang tangan saat memotret makro.

“Udah aaah..mo,” gerutu saya saat mulai kelelahan membidik benda kecil dari layar.

[caption id="attachment_267047" align="aligncenter" width="640" caption="(Psst...Mo Wit lagi ngajar makro ini)"]

13740413371668783875
13740413371668783875
[/caption]

Saya benar-benar lelah, dan memutuskan untuk duduk di teras saja sembari menikmati aktifitas keseruan Kampretos. Dan saat itu ternyata Mba Bidan Care berteriak menemukan seekor ulat bulu. Saya terdiam kaku, dalam hati berucap “Itu kenapaaa ulat pake berkeliaran di villaaaaa…”

Biasanya kalau urusan ulat, Mas Arif rajanya jahil ke saya. Tapi, syukurlah saat itu dia hanya berteriak, “Gilang gereeett gilaangg..” dan tidak terjadi adegan tarik menarik.

Saat dipastikan semua sudah berada di Villa (karena sebagian Kampretos ada yang iseng keluar Villa, berjalan di area Kaliurang) maka admin mengajak semua untuk berkumpul. Di ruang tamu itulah, kampretos mulai memperkenalkan diri. Terlambat sebenarnya, karena sebelum acara perkenalan ini justru kampretos sudah lebih dulu kenal. Tapi biar afdol ajang perkenalan ini tetap dilaksanakan.

[caption id="attachment_267048" align="aligncenter" width="640" caption="(Kehangatan ajang perkenalan)"]

1374041406760264012
1374041406760264012
[/caption]

Dan ternyata, ajang perkenalan siang itu (30 Juni 2013) menjadi penutup Kopdar Kampret II. Hal ini dikarenakan kampretos Jakarta harus segera beranjak kembali ke kota mereka. Untuk menghindari macet kedua kalinya. Tapi, rupanya perpisahan itu baru terlaksana di Restoran Boyong dengan makan siang bersama.

“Lagu ini dipersembahkan untuk kampret yang ada di depan sana…” ucap salah seorang penyanyi.

Semua kampretos pun berseru di tempat duduk masing-masing. Rupanya ucapan penyanyi tersebut atas permintaan Om Widianto Didiet. Sayangnya lagu yang sedang dinyanyikan tidak pas dengan suasana perpisahan kampret. Kalau bisa request sih, saya pengen minta penyanyi itu menyanyikan lagu Sheila On 7 berjudul “sebuah kisah klasik untuk masa depan”.

***

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali

Kita berbincang tentang memori di masa itu

Peluk tubuhku usapkan juga air mataku

Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

……..

….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun