Mungkin beberapa dari Anda tahu kelompok musik "Efek Rumah Kaca" yang beranggotakan Cholil (gitaris, vokal), Akbar (drummer), dan Adrian (basis). Kelompok musik ini juga sudah membuat 2 album penuh yaitu, Efek Rumah Kaca (Self Titled, 2007) dan Kamar Gelap (2008). Saya sangat ingat menonton mereka pertama kali di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki. Kesan yang didapat adalah liriknya yang catchy, dimana membahas jatuh cinta yang biasa saja, Munir, dan lagu cinta yang mayoritas disukai masyarakat. Straight! To the point!
Beberapa lama setelah mengeluarkan album Kamar Gelap, Saya agak jarang melihat mereka lagi diatas panggung. Mungkin karena Saya terlalu sibuk dengan urusan perkuliahan dan pekerjaaan pada saat itu hingga akhirnya diakhir 2012 dan awal 2013 membaca beberapa artikel tentang mereka, Lokananta, dan crowd-funding. Beberapa waktu kemudian, rasa penasaran Saya terhadap kelompok musik ini makin meninggi. Beberapa cara Saya lakukan seperti melihat mereka di YouTube, mendengar streaming-an album mereka di SoundCloud, sampai akhirnya Saya hadir di konser mereka akhir Juli kemarin. Tak hanya hadir, Saya juga membeli CD mereka. Saya rasa semangat mereka bagus dan pantas untuk diapresiasikan.
Berbeda, berani, dan tanpa batas, 3 kata itu yang Saya berikan untuk mereka. Komposisi musik yang berbeda dari sebelumnya, butuh keberanian untuk melakukan hal itu, dan menjadikan suatu karya seni musik yang memang tanpa batas. Disini, Saya tidak akan membahas perjuangan mereka merekam live di Lokananta, karena menurut Saya hal itu sudah dilakukan musisi-musisi sebelumnya dan tidak ada nilai lebih untuk itu.
Di album ini, entah kenapa Saya sangat senang sekali mendengarkan 'Hujan Jangan Marah'. Emosi lagu tersebut sangat terasa dibandingkan versi aslinya. Terdengar pilu, pasrah, dan marah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H