[caption id="attachment_154966" align="aligncenter" width="300" caption="Coldplay - Paradise"][/caption]
Single pertama Coldplay untuk album Mylo Xyloto, 'Every Teardrop is a Waterfall' sangat memberi perhatian lebih untuk band tersebut. Mereka menawarkan musik yang berbeda dari album sebelumnya yang terkesan "Glorious". Mereka tidak melakukan repetisi konsep pada album ini, kebebasan bermain Synthesizer & Sequencer sangat dominan.
Saat ada waktu kosong saat bekerja, Saya membuka youtube sengaja melihat kanal musik dan terlihat ada single baru yang dikeluarkan Coldplay yaitu "Paradise". Adalah hal wajar jika membuka YouTube yang dilihat pertama adalah videoklipnya bukan musiknya. Tersenyumlah Saya melihat konsep videoklip yang bagus dan sinkron dengan suasana musiknya. Hal yang membuat saya terpukau adalah ketika 'Si Gajah' yang ternyata adalah para personel Coldplay dan berusaha disesuaikan dengan karakter aslinya. Johnny Buckland dengan topi dan Will Champion dengan kacamata bulat dan badan yang agak gempal. Gerakan slowmotion juga menambah sinkronisasi dengan musik menjadi satu kesatuan yang utuh. Sutradara Hype Williams dan ide dari Chris Martin berhasil menciptakan suasana haru di tengah panasnya Afrika ditambah properti sepeda unicycle yang unik hingga terkesan eye-catching.
Pada musik sebenarnya tidak berbeda jauh dengan beberapa lagu di album X&Y; dimana komposisi lo-fi dengan paduan suara yang masih tersisa dari album Viva La Vida masih ada di lagu ini. Semoga masih ada pembaruan di album dan videoklip Coldplay ke depannya serta memberi inspirasi untuk penyutradaraan videoklip di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H