Mohon tunggu...
Gilang Nugraha
Gilang Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Jr. Content Writer

untuk mendukung silahkan donasi di https://saweria.co/Gilangn isi konten Harian

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kamis Membuka Mata: Haruskah Indonesia Menerapkan MMT untuk Menaikkan Pertumbuhan Ekonomi dalam Negeri?

7 Juli 2022   19:00 Diperbarui: 7 Juli 2022   19:07 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kamis membuka mata adalah kolom artikel setiap hari kamis yang berisi tentang sosial, politik, dan ekonomi yang menjadi kebijakan di mancanegara dan mungkin akan sesuai dan bagus apabila diadaptasi oleh Indonesia.

Indonesia seringkali disebut sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang luar biasa besar, namun entah mengapa Indonesia masih berkutat dalam mencapai kemakmuran masyarakatnya, 

dan bahkan beberapa orang percaya bahwa nanti di tahun 2050 Indonesia akan menjadi saingan Amerika dalam pasar global dimana saat ini posisi tersebut masih diisi oleh China yang melesat dengan pertumbuhan ekonomi yang banyak membuat banyak negara shock akan kemajuan ekonomi di negara tersebut. 

Tapi mengapa seakan-akan Indonesia mengantri untuk mencapai predikat negara maju secara ekonomi dimana terhitung dari tahun ini masih harus menunggu waktu selama 28 tahun yang mungkin beberapa orang yang membaca dan menulis artikel ini tidak sempat merasakan kejayaan ekonomi Indonesia tersebut.

MMT itu apa?

Kemajuan China dipercaya dilakukan mereka melakukan mazhab ekonomi MMT dimana MMT adalah MMT atau teori moneter modern merupakan sebuah pendekatan dalam mengelola perekonomian. Teori ini dikembangkan sejak era 90-an oleh seorang pakar ekonomi Profesor Bill Mitchell dan beberapa orang akademisi asal Amerika Serikat seperti Profesor Randall Wray dan Stephanie Kelton, serta seorang bankir Warren Mosler, 

pada intinya MMT adalah sebuah mazhab ekonomi yang keluar dari ketentuan ekonomi yang sudah berlaku dari tahun 1929 dimana depresi di Amerika terjadi dan mengembangkan nilai Dollar, berkaitan dengan hal tersebut maka kebanyakan orang-orang ini atau negara yang menjalani mazhab MMT adalah kelompok yang sudah memiliki ketidakpercayaan terhadap nilai uang Dollar.

Salah satu theory dalam MMT dipercaya di dalam ilmu ekonomi, ekonomi terbagi dalam dua sisi dimana terdapat dua sisi dimana ada sisi sosialisme dan juga kapitalisme dimana memang di sisi sosialisme seringkali suatu negara mengandalkan,

pemerintah yang berkuasa untuk mengelola sumber daya alam untuk kemakmuran rakyatnya sedangkan di sisi kanan biasanya negara mengandalkan sisi swasta untuk kemudian mendatangkan income sebesar-besarnya dengan mengolah dan menjadikan perusahaan yang berasal dari Indonesia bisa mengirimkan barang keluar negeri dengan cara ekspor yang kemudian akan menaikan harga jual mata uang negara mereka.

Dan di dalam MMT juga mereka percaya bahwa memang kebanyakan negara maju di asia melakukan printing money dengan cara memberikan modal kepada ukm dimana memang yang kita tahu negara seperti Jepang, China dan juga Korea Selatan berhasil melakukan hal tersebut, 

bukti nyatanya adalah produk-produk mereka yang mulai diperhitungkan seperti misalkan produk elektronik dan juga otomotif yang sudah menjadi pilihan produk negara di luar mereka untuk semata-mata menaikan ekonomi mereka mungkin dengan cara salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan karena produksi yang juga naik meningkat karena pesanan dari negara pengimpor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun