Mohon tunggu...
Gilang Gumilang
Gilang Gumilang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Profesi sebagai penulis artikel

Nama Lengkap: Gilang Gumilang Tempat/Tanggal Lahir: Sumedang, 6 Juni 2002 Jenis Kelamin: Laki-laki Alamat: Dsn Pangkalan, Desa Margajaya, Kec Tanjungsari, Kab Sumedang Nomor Telepon: 087892815034 Email: gilanggemini5@gmail.com Pendidikan: SMP Keterampilan: -Editing Foto/Video -Penulis (Cerpen, sajak, puisi, novel Dll) -Pelukis, pembuat kerajinan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya di Tengah Senja

24 Juli 2024   12:26 Diperbarui: 24 Juli 2024   12:28 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa kecil yang tenang dan damai, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Arif dikenal sebagai seorang yang rajin beribadah dan selalu membantu sesama. Meski hidup dalam kesederhanaan, hatinya selalu penuh dengan rasa syukur.

Suatu hari, menjelang senja, Arif sedang berjalan menuju masjid untuk menunaikan salat Maghrib. Langit berwarna oranye kemerahan, memberikan suasana damai yang selalu dirindukan. Dalam perjalanan, ia melihat seorang pria tua yang tampak kebingungan di pinggir jalan.

"Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Arif dengan lembut.

Pria tua itu, dengan mata yang penuh kesedihan, berkata, "Anakku, aku tersesat. Aku datang dari desa seberang untuk mencari cucuku, tapi aku tak tahu arah pulang."

Arif mengajak pria tua itu duduk di bangku taman dekat masjid. "Jangan khawatir, Pak. Setelah salat Maghrib, saya akan bantu Bapak mencari jalan pulang."

Setelah salat, Arif kembali menemui pria tua itu. Mereka berbicara panjang lebar. Ternyata, pria tua tersebut adalah seorang yang sangat dihormati di desanya. Namun, karena usia yang semakin renta, ia sering lupa arah.

Malam itu, Arif memutuskan untuk membawa pria tua itu ke rumahnya. "Malam ini Bapak istirahat di rumah saya dulu. Besok pagi, kita cari jalan pulang bersama."

Pria tua itu tersenyum haru. "Terima kasih, anakku. Kau sungguh baik hati."

Di rumah, Arif dan pria tua itu berbicara lebih banyak tentang kehidupan dan agama. Arif bercerita bagaimana ia selalu merasa tenang dan damai saat beribadah, dan pria tua itu mengangguk setuju.

"Kebaikanmu ini adalah cerminan dari imanmu," kata pria tua itu. "Ingatlah, dalam setiap langkah hidup, Allah selalu bersama kita."

Keesokan paginya, Arif mengantar pria tua itu ke desanya. Sesampainya di sana, pria tua itu disambut dengan penuh kehangatan oleh keluarganya. Mereka berterima kasih kepada Arif atas kebaikan hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun