Mohon tunggu...
Gilang Fadha
Gilang Fadha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penting Berfikir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konsep sosiologi pendidikan islam

20 Desember 2024   00:03 Diperbarui: 20 Desember 2024   00:02 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

F. Pentingnya sosiologi pendidikan islam

Masyarakat dan kegiatan pendidikan saling berkaitan erat. Oleh karena itu, dunia pendidikan perlu terus mengevaluasi dan menganalisis perubahan yang terjadi, baik dari sisi positif maupun negatif, agar tetap berada pada jalur yang tepat dalam menghadapi dinamika masyarakat yang terus berkembang. Selanjutnya, pendidikan harus berupaya untuk mengembangkan aspek-aspek positif dan mengurangi dampak negatif dari perubahan tersebut.
Sebagai penerus guru, dosen, dan siapa pun yang terlibat dalam bidang pendidikan maka penting mempelajari sosiologi pendidikan karena berbagai alasan.
Yang paling utama, pendidikan harus mampu mempersiapkan generasi yang siap menghadapi transisi menuju masyarakat berbasis pengetahuan. Jika pendidikan gagal membekali peserta didik dengan keterampilan dan persyaratan yang sesuai untuk menghadapi perubahan dan masa depan, maka pendidikan tidak dapat memenuhi tujuannya. Oleh karena itu, institusi pendidikan dan pendidik harus mampu membekali siswa dengan keterampilan kreatif serta memberikan pengetahuan dan pengalaman hidup secara profesional dalam masyarakat ekonomi dan berbasis pengetahuan.
Kedua, para praktisi pendidikan perlu mempertimbangkan cara untuk menetapkan orientasi yang sesuai dengan dinamika dunia yang terus berubah. Meski demikian, pendidikan tidak boleh kehilangan arah atau diabaikan perannya. Sebaliknya, pendidikan harus tetap menjadi sarana penting dalam membangun nilai-nilai kemanusiaan, yakni masyarakat yang berlandaskan pada keadilan dan kesejahteraan bersama. Dalam konteks masyarakat ekonomi, terutama dengan kemajuan dalam cara produksi, ada potensi untuk mengubah berbagai kelompok, termasuk institusi pendidikan, menjadi sekadar alat ekonomi yang melayani kepentingan kapitalis. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu menjalankan perannya sebagai institusi yang membawa penyembuhan di tengah masyarakat yang mengalami krisis, ketidakpastian, dan perpecahan.
Ketiga, karena pendidikan bukan sekadar sarana atau metode pembelajaran, diperlukan pendekatan analisis sosiologis untuk memahaminya. Institusi pendidikan dan para pendidik tidak dapat lagi bersikap pasif. Fokus semata-mata pada pencapaian target kurikulum, peningkatan skor ujian, atau keberhasilan ujian akhir nasional hanya akan membatasi peran pendidikan. Sebaliknya, pendidikan harus terhubung erat dengan perubahan dan dinamika yang terjadi di lingkungan masyarakat. Pendidikan perlu memberikan wawasan kepada siswa agar mampu memahami dunia yang terus berubah dengan cepat, dunia yang tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat lokal, regional, ataupun nasional. Dalam era modern, batas antarnegara semakin kabur, sehingga pendidikan harus mempersiapkan siswa untuk siap menghadapi perubahan dan memiliki kemampuan belajar secara berkelanjutan di tengah perubahan global tersebut.
Keempat, dalam perannya sebagai "agen perubahan sosial," pendidikan harus memiliki tujuan transformasional, yaitu mendorong masyarakat untuk berkembang di tengah dinamika perubahan. Institusi pendidikan perlu menyediakan beragam pengalaman kepada siswa dan komunitasnya, mencakup pengetahuan, teknologi, serta keterampilan yang relevan untuk masa depan. Namun, agar integritas dan kelangsungan bangsa tetap terjaga, pendidikan juga harus menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda, seperti pentingnya struktur keluarga, ajaran agama, norma sosial, dan pandangan hidup.

Sosiologi pendidikan agama Islam adalah kajian tentang hubungan antara pendidikan, agama, dan masyarakat dalam kerangka ajaran Islam. Disiplin ini bertujuan mengatur proses pendidikan untuk membentuk individu dan masyarakat yang sesuai dengan prinsip Islam, mengelola hubungan sosial, dan menanamkan nilai-nilai seperti toleransi dan gotong royong.  
Pendidikan agama Islam tidak hanya berfokus pada aspek spiritual tetapi juga berperan dalam pengembangan masyarakat. Ilmu ini membantu memahami dinamika sosial, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran.
Sosiologi pendidikan agama Islam juga mendukung guru dalam memahami latar belakang sosial siswa sehingga mereka dapat menyesuaikan strategi pengajaran. Kajian ini mencakup lembaga pendidikan Islam, sosialisasi, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, serta pengaruhnya terhadap perkembangan sosial budaya. Tujuan akhirnya adalah menciptakan individu yang berpengetahuan, bermoral, dan mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun