Mohon tunggu...
Gilang DwianggaPutra
Gilang DwianggaPutra Mohon Tunggu... Freelancer - anak kata

Content Writer, Jurnalis Mula, Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengubah Persepsi Kita Tentang Salah Mengambil Jurusan Kuliah

26 Februari 2019   12:03 Diperbarui: 26 Februari 2019   12:20 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Salah jurusan maka berakhirlah sudah. Tidak sedikit mahasiswa yang merasa salah mengambil jurusan berpikiran demikian. Mereka memersepsikan bahwa terlanjur menempuh jurusan yang tidak sesuai dengan minat, bakat, ataupun keinginan menghambat mereka untuk berhasil, meraih kesuksesan, sulit dalam mewujudkan mimpi, dan tidak ada lagi harapan. Sehingga mereka sekenan untuk menempuhnya.

Persepsi ini pun tertanam dan mengakar kuat di dalam benak mereka. Bukan sebuah persepsi yang terbangun tanpa isi.  Persepsi tersebut terkonstruksi dari beberapa pengalaman dan kejadian sebelumnya yang pernah dialami oleh mahasiswa yang salah jurusan. Tidak sedikit dari mereka mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran hingga  mengakibatkan  indeks prestasi mereka jeblok, bahkan sampai drop out atau di keluarkan dari kampus. Selain itu beberapa dari mereka, setelah lulus ada yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan.

Persepsi tersebut haruslah dilawan dan dirubah. Terlebih lagi persepsi tersebut perlahan telah berubah menjadi sebuah mindset yang tak lagi dapat di bantahkan. Mempengaruhi. Dan tidak dapat diganggu. Sehingga manakala ada mahasiswa yang merasa salah mengambil jurusan persepsi atau pikiran yang pertama langsung muncul adalah berakhirlah sudah.

Kebenaran dari persepsi tersebut sebenarnya tidaklah mutlak. Memang seringkali yang kita jumpai adalah demikian. Kendati begitu, ada juga mahasiswa yang merasa salah mengambil jurusan menjadi orang  sukses kedepannya.

Adalah beberapa tokoh terkenal yang merasa salah mengambil jurusan sewaktu kuliah dulu namun kini mereka menjadi orang-orang yang sukses. Hal ini dikarenakan mereka tidak langsung merasa putus asa. Pasrah begitu saja. Melainkan mereka berusaha keras dan berjuang. 

Satu contohnya, Patrick Adhiatmadja. Meskipun namanya terdengar asing di kalangan umum, namun di dunia otomotif dan bisnis Indonesia, namanya begitu dikenal. Patrick adalah Presiden Direktur salah satu perusahaan pelumnas otomotif terkenal di Indonesia, PT. Federal Karyatama (Federal Oil). Perusahaan yang ia pimpin pun adalah salah satu perusahaan asli Indonesia yang berhasil bersaing dan bertahan di kerasnya persaingan pasar dan serbuaan berbagai produk asing yang masuk ke Indonesia.

Dibalik kesuksesan Patrick memimpin perusahaan Federal oil, ada sedikit cerita menarik didalamnya. Ternyata ia merupakan salah satu orang yang salah mengambil jurusan. Tidak hanya di kuliah bahkan mulai dari bangku SMA. Dikutip dari laman kompas.com (kompas otomotif) tanggal 22 Mei 2015, Patrick yang merupakan alumnus SMA Pangudi Luhur Jakarta ini menuturkan bahwa pada waktu SMA dulu ia mengambil Jurusan IPA, dimana sebenarnya ia tidak menyukai pelajaran Eksakta.

Sementara itu ketika semasa kuliah, Patrick memilih untuk melanjutkan di jurusan Teknik Arsitektur di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Jawa Barat. Namun setelah menjalani selama enam semester, Patrick merasa langkahnya begitu berat pada jurusan tersebut. Ia merasa tidak bisa menikmati kuliah Arsitektur yang dijalaninya.

" Saya merasa ini bukan dunia saya, talenta saya bukan disini. Sampai saya berdiskusi dengan ayah yang juga berprofesi dosen, di Universitas Tarumanegara sampai sekarang. Ayah bilang, toh keputusan itu Anda yang ambil, anda yang menjalankan, jadi selesaikan!." terang Patrick dalam situs kompas.com tanggal 22 Mei 2015 (kompas otomotif).

Patrick pun pada akhirnya tetap melanjutkan pendidikannya di jurusan yang sama sebagai bentuk atau bukti tanggung jawabnya sampai lulus pada tahun 1988. Meskipun ia lalui dengan langkah yang berat dan konsekuensi yang harus dipikul.

Kemudian setelah menyelesaikan kuliah, Patrick memutuskan untuk bekerja. Namun ia tidak berminat untuk berkarier di dunia arsitektur. Ia malah tertarik dan lebih berminat pada ilmu ekonomi, khususnya penjualan dan pemasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun