Pernahkan kalian mendengar Existential Crisis, atau kalian sedang mengalaminya? Jangan bersedih baca ini agar kamu semakin siap menghandelnya. Jadi apa sih Existential Crisis ini, Istilah Existential Crisis atau Krisi Eksistensial ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf Denmark, Soren Kiekegaard (1813-1855). Dalam Karyanya yang berjudul "The Concept of Anxiety" atau "Konsep Kecemasan" yang di terbitkan pada tahun 1844. Keingaard mengemukanan gagasan tentang ketidak pastina, kecemasan, dan pertanyaam eksistensial yang mendasar dalam pemikiran manusia, krisis eksistential dapat terjadi dalam berbagai bentuk tergantung pada pengalaman dan persepsi individu tersebut.
Umumnya ada beberapa krisis eksistensial yang sering terjadi krisis arti hidup, krisis identitas, krisis kebebasan melawan takdir, krisis hubungan dan kesepian dan ada lebih banyak lagi megenai krisis eksistensial ini. Setiap orang akan merasakan dan mengalami krisis eksistensi ini, jadi kira taharus persiapkan, ada tigkatan dalam krisis eksistensi dan setiap orang berbedabeda tergantung dari krisis apa yang sedang ia alamai, lingkungan, keluarga, teman dan yang terpenting adalah dirinya sendiri.
Yang palig umum adalah krisis identitas, krisis identitas biasnya di alami oleh kalangan remaja dan dewasa muda. Pada tahap perkembangan ini, individu sedang berusaha memahami siapa mereka sebenarnya, apa nilai-nilai dan keyakinan mereka, serta bagaimana mereka berhubungan dengan dunia sekitarnya. Maka dari itu kita sebagai bibit pemimpin Indonesia di masa depan harus bisa menghadapi ini, ada banyak caranya untuk mempersiapkan diri untuk Mneghadapi krisis identitas salah satunya adalah Character Building.
Character Building ada upaya pegembangan dan pembentukan karakter positif, ini melibatkan usaha untuk membangun nilai-nilai, sifat-sifat moral, etika, dan sikap yang baik dalam diri seseorang, Character Building melibatkan upaya sadar dan berkelanjutan untuk mengembangkan kualitas pribadi yang positif, seperti kejujuran, rasa tanggung jawab, disiplin diri, kerjasama, ketulusan, dan lain-lain. Proses ini melibatkan introspeksi, refleksi, dan tindakan nyata untuk mengamalkan nilai-nilai yang dipegang.
Proses character building membantu individu untuk lebih memahami diri mereka sendiri. Melalui refleksi dan introspeksi, mereka dapat mengidentifikasi nilai-nilai, kepercayaan, dan prinsip-prinsip yang membentuk identitas mereka. Hal ini dapat memberikan pondasi yang kuat untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan eksistensial.
Hal hal kecil yang kitab isa lakukan untuk memulai Character Building adalah dengan Latihan empati, mecoba melihat suatu masalah dari berbagi sudut pandang, yang bisa di terapakn selanjutnya adalah Berpikiran positif, dengan menjalani hidup dengan pikiran positif kitab isa semakin kuat untuk menerima masalah yang akan berlalu lalang, dan yang terpenting adalah Rasa Tanggung jawab, Rasa Tanggung jawab memiliki peran penting dalam character building, dengan memeiliki rasa tanggung jawab kita akan lebih peka terhadap diri kita sendiri, orang lain, dan lingkungan.Â
Character Building sendiri akan sangat membantu untuk melewati masa Krisi eksistensial, dengan aspek aspek  Character Building kitab isa mengendalikan emosi, mengendalikan pikiran untuk menghadapi Krisis Eksistensial.
Semua elemen ini bersatu untuk membentuk karakter yang kokoh dan stabil, yang mampu menghadapi tantangan eksistensial dengan ketenangan dan keberanian. Dengan pembangunan karakter yang baik, kita dapat menjalani hidup dengan integritas, tujuan yang jelas, dan rasa syukur yang mendalam.Â
Jadi mari dari dini kita terapkan Character Building untuk menghadapi Krisis Eksistensial, dan jika kamu sedang berasa dalam Masa Krisis Eksistensial Aku tahu bahwa saat ini mungkin terasa sulit dan penuh dengan pertanyaan yang mengganggu. Tetapi ingatlah, dalam setiap krisis eksistensial, ada peluang untuk pertumbuhan dan penemuan diri yang lebih dalam. Kamu tidak sendiri dalam perjalanan ini, dan kamu memiliki kekuatan untuk mengatasi segala tantangan yang ada di depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H