Mohon tunggu...
Mochamad GilangRamadhan
Mochamad GilangRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bakteri Penambat Nitrogen sebagai Agen Biofertilizer: Solusi Cerdas untuk Pertanian Berkelanjutan

13 Januari 2025   17:16 Diperbarui: 13 Januari 2025   17:16 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nitrogen adalah elemen penting dalam kehidupan, menjadi komponen utama dalam pembentukan protein, DNA, dan RNA. Sayangnya, meski atmosfer mengandung sekitar 78% gas nitrogen (Nâ‚‚), sebagian besar tanaman tidak dapat memanfaatkannya langsung. Untuk itu, kebutuhan nitrogen bagi tanaman biasanya dipenuhi melalui pupuk sintetis. Namun, tingginya permintaan pupuk menciptakan tantangan besar dalam industri pertanian

Di tengah kebutuhan pangan yang terus meningkat, para petani menghadapi tantangan dalam menyediakan nutrisi yang cukup bagi tanaman mereka, terutama unsur nitrogen yang sangat penting untuk pertumbuhan. Menariknya, alam telah menyediakan solusi ramah lingkungan melalui mikroorganisme penambat nitrogen yang dapat berperan sebagai pupuk hayati (biofertilizer) yang efektif.

Mikroorganisme penambat nitrogen adalah pahlawan tak terlihat yang mampu mengubah nitrogen dari udara - yang melimpah namun tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman - menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Yang lebih mengagumkan, beberapa jenis bakteri seperti Rhizobium bahkan menjalin kemitraan istimewa dengan tanaman kacang-kacangan. Mereka membentuk bintil-bintil akar yang menjadi "pabrik mini" penghasil nitrogen alami. Dalam hubungan saling menguntungkan ini, tanaman mendapatkan pasokan nitrogen, sementara bakteri memperoleh nutrisi dari tanaman inangnya.

Selain Rhizobium yang hidup bersimbiosis, ada juga kelompok bakteri penambat nitrogen yang hidup bebas seperti Azotobacter dan Azospirillum yang tidak kalah pentingnya. Bakteri-bakteri ini tidak hanya mampu menyediakan nitrogen, tetapi juga menghasilkan hormon pertumbuhan yang merangsang perkembangan tanaman. Keunggulan penggunaan mikroorganisme ini sebagai biofertilizer sangat menjanjikan: ramah lingkungan tanpa efek samping, biaya yang relatif terjangkau, dan teknologi yang sederhana.

Pemanfaatan mikroorganisme penambat nitrogen sebagai biofertilizer menawarkan solusi berkelanjutan untuk pertanian modern. Selain mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, pendekatan ini juga membantu menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang. Di berbagai negara maju dan berkembang, penggunaan biofertilizer berbasis mikroorganisme ini telah terbukti efektif meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pertanian berkelanjutan, mikroorganisme penambat nitrogen sebagai agen biofertilizer menjadi semakin relevan. Teknologi ini menawarkan harapan baru bagi masa depan pertanian yang lebih hijau dan berkelanjutan, di mana kebutuhan pangan dapat terpenuhi tanpa mengorbankan kesehatan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun