V. Wiranata Sujarweni adalah penulis buku ini dan beliau seorang Dosen Fakultas ilmu social dan ekonomi, jurusan Akuntansi di Universitas Respati Yogjakarta. Beliau mengajar bidang Akuntansi sektor publik. Beliau juga aktif dalam melakukan penelitian-penelitian di bidang Akuntansi sektor public yang juga aktif dalam penyusunan buku sejak tahun 2007 sampai sekarang, buku-buku tersebut paling banyak digunakan sebagai buku-buku perkuliahan.
Selain itu beliau juga gemar membaca buku-buku tentang sejarah dan kebudayaan jawa, sampai saat ini sudah menghasilkan buku tentang sejarah candi kuno di wilayah Nusantara.
Berdirinya Kerajaan Mataram Islam yaitu bermula dari keberhasilan Danang Sutawijaya dalam pertempuran mengalahkan Arya panangsang asal jipang yang di mana pengaturan siasatnya ini Dibantu oleh salah satu Patih senior dari kerajaan Mataram yang bernama Ki Juru Martani. Atas keberhasilannya, Danang Sutawijaya mendapatkan hadiah yaitu tanah perdikan yang berupa alas mentaok dari Sultan hadiwijaya. Sebelum diberikan ke Danang Sutawijaya alas mentaok pada awalnya dipimpin oleh ayahnya yang bernama Ki Ageng pamanahan.
Setelah Ki Ageng pamanahan meninggal, hutan mentaok kemudian pindah tangan yang kekuasaannya dipegang oleh Danang Sutawijaya dengan gelar Panembahan Senopati yang di mana wilayah pemerintahannya saat itu mewarisi wilayah Kerajaan Pajang atau sekitar kawasan Jawa Tengah saat ini.
Dalam buku ini disebutkan bahwa Pusat pemerintahan kerajaan berada di sebelah timur kota Yogyakarta dan Selatan Bandar Udara Adisucipto. Pada awalnya lokasi Keraton terletak di kawasan Banguntapan kemudian pindah ke Kotagede. Setelah Danang Sutawijaya meninggal dan dimakamkan di Kotagede, kekuasaan diturunkan kepada putranya bernama Raden Mas jolang yang bergelar Prabu hanyokrowati.
Namun sayangnya pemerintahan Prabu hanyokrowati tidaklah berlangsung lama. Beliau wafat Setelah mengalami kecelakaan saat berburu di hutan Krapyak, maka dari itulah Beliau juga disebut sebagai susuhunan seda ing Krapyak
Di kemudian hari tahta kerajaan Mataram kemudian dialihkan sementara waktu ke tangan Putra keempat Mas jolang bernama Adipati Martapura yang di mana di lain sisi itu semua juga terdapat unsur perpolitikan yang sangat kental, namun Sayangnya dia memiliki penyakit saraf yang diderita yang sehingga membuat tahta kerajaan harus dialihkan ke Putra sulung Mas jolang yakni Raden Mas rangsang, di masa pemerintahan Raden Mas rangsang inilah kerajaan Mataram mengalami zaman keemasan.
Wilayah kerajaan Mataram sebelum tahun 1613 mencakup wilayah Kerajaan Pajang atau Jawa Tengah yang di mana pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam ini berada di kawasan Kotagede, Yogyakarta. Pada pemerintahan Sultan Agung hanyokrokusumo, wilayah kekuasaan Mataram diperluas sehingga mencakup kawasan Jawa Barat, sebagian Jawa Timur seperti Surabaya, Lasem, Pasuruan, Tuban hingga Madura.
Kesultanan Mataram pernah dipimpin oleh 6 raja dengan rincian singkat sebagai berikut :
- Ki Ageng Pamanahan
Raja pertama dari Kerajaan Mataram adalah Ki Ageng Pamanahan. Beliau merupakan pendiri Desa Mataram yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram di tahun 1556. Desa Mataram ini awalnya berupa hutan tanah perdikan yang bernama Alas Mentaok kemudian dijadikan pemukiman penduduk. Pada tahun 1584 Ki Ageng Pamanahan wafat dan dimakamkan di kawasan Kotagede.
Panembahan Senopati