Di tengah zaman yang berkembang pesat ini kita mengenal apa yang disebut dengan globalisasi. Globalisasi merupakan sebuah proses dalam upaya integrasi dan mengkoneksikan ekonomi, sosial, politik dan budaya ke seluruh dunia. Dengan melakukan hubungan ini tentunya akan melibatkan pertukaran ide, teknologi, barang dan jasa yang sangat bervariasi di seluruh dunia. Dengan variasi yang beragam inilah yang nantinya akan membentuk jaringan yang sangat kompleks, terhubung dan saling mendukung di seluruh dunia. Globalisasi salah satunya merupakan upaya untuk menjaga ketahanan dunia secara bersama sama. Dan globalisasi ini mulai menjamah di setiah sendi terutama perekonomian suatu negara.
Salah satu sektor yang terdampak dari globalisasi atau bahkan dalam upaya untuk terus melajukan globalisasi adalah pertanian. Â Globalisasi di bidang pertanian merupakan fenomena yang kemudian membuat kita berubah dalam melihat lanskap pertanian secara umum. Didalamnya kita dapat melihat bagaimana pertanian dapat mengglobal, bagaimana pengaruhnya terhadap petani, bagaimana pengaruhnya terhadap konsumen dan juga lingkungan. Dalam era baru globalisasi ini, ada upaya yang sangat pesat dalam menjadikan pertanian menjadi salah satu objek globalisasi. Globalisasi pertanian ini meliputi upaya integrasi yang dilakukan melalui penggunaan atau pertukaran teknologi, investasi yang meningkat dalam bidang pertanian, menjadikan produk-produk pertanian dapat menjapai pasar yang lebih luas, dan juga informasi yang dimiliki oleh setiap negara yang berbeda beda.
Pertumbuhan teknologi dalam pertanian.
- Salah satu aspek maha penting dari globalisasi pertanian ini adalah perkembangan teknologi. Inovasi yang dilakukan sangat banyak salah satunya adalah membangun sistem pertanian yang presisi, pemanfaatan dan pengambangan bioteknologi, penggunaan sensor juga pemanfaatan IoT (Internet of Things) yang telah membantu meningkatkan produktivitas dari pertanian dan efisiensi dalam produksi tanaman dan ternak (FAO,2020). Penggunaan drone juga dilakukan dalam melakukan kegiatan pemantauan pertanian seperti membantu petani untuk mengidentifikasi masalah hama dan kekurangan air yang dialami tanaman dengan cepat. Dengan begitu akan membantu meningkatkan produksi dari pertanian secara signifikan. Pemanfaatan teknologi ini juga dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan petani pada kondisi cuaca yang mungkin saja tidak mendukung. Mengingat dewasa ini pemanasan global memporak-porandakan pertanian.
Perubahan perdagangan
- Dengan adanya globalisasi ini mempengaruhi perubahan pola perdagangan di dunia. Sesuai dengan teori klasik yang dikembangkan oleh adam smith bahwa negara-negara yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi suatu komoditas pertanian, maka negara itu cenderung untuk mengkhususkan diri dalam melakukan produksi tesebut dan fokus untuk melakukan ekspor ke negara-negara lainnya. Sebaliknya, dengan adanya negara yang memiliki kebutuhan dan permintaan yang sangat tinggi namun produksi lokal yang tidak mampu mencukupi kebutuhan itu, mereka harus mengimpor sebagian besar kebutuhan pertanian mereka yang tidak dapat dipenuhi produsen lokal.
- Sektor pangan dan pertanian yang semakin terorganisir dalam global value chain, dimana berbagai tahaman mulai dari bahan mentah menjadi produk akhir yang diterima oleh konsumen berlokasikan di berbagai negara. Pemisahan tempat produksi, transformasi atau penambahan niai dan distribusi serta pengiriman menjadi lebih mudah dengan adanya fasilitas globalisasi yaitu hilangnya hambatan dalam perdagangan dan investasi. Secara umum penyedia pangan, serat dan bahan bakar berada di hulu, sedangkan sektor pangan lebih banyak merupakan pengguna di hilir. Dengan perbedaan tempat antara produksi sampai dengan barang akhir akan membuat harga menjadi meningkat karena penggunaan jasa yang melewati berbagai negara.
Tantangan terkait keseimbangan dan keberlanjutan.
- Globalisasi pertanian juga tak hanya memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas dan akses yang lebih luas pada pasar. Globalisasi juga menimbulkan segudang tantangan. Hal yang selama ini seakan menjadi momok paling menakutkan dan seakan menjadi kutukan terhadap upaya liberalisasi adalah masalah ketimpangan. Ketimpangan kepada akses terhadap teknologi dan pasar menjadi masalah yang akut terutama di negara berkembang (world bank, 2020). Selain itu banyak negara dengan dalih untuk memenuhi permintaan global dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan seperti deforestasi, degradasi tanah dan polusi air. Seperti yang ceritakan oleh rachel carson dalam bukunya the silent spring, dia menceritakan bagaimana manusia yang kemudian buta terhadap dampak yang ditimpulkan pada alam. Negara-negara berlomba dalam mengembangkan pertanian dan untuk mendukung upaya itu, segala cara kemudian dilakukan termasuk penggunaan pestisida yang berlebihan. Penggunaan yang masif ini menyebabkan banyak sungai menjadi tercemar, populasi burung terancam dan bahkan menyebabkan maslaah kesehatan bagi manusia. Betapa manusia menajdi bodoh hanya dengan memikirkan keuntungan sesaat tanpa memikirkan dampak berkelanjutannya.
- Dalam upaya meiningkatkan daya saing di dalam pasar globalisasi pertanian adalah dengan menguatkan peraturan dalam negeri untuk mendukung produksi lokal. Dengan menguatkan produksi lokal memungkinkan kebutuhan dari produk pertanian dalam negeri menjadi terpenuhi dengan harga yang relatif lebih murah. Dengan begini kebijakn yang proteksionisme menjadi juga masuk akal sebagai salah satu upaya untuk menguatkan produksi lokal dan memenuhi kebutuhan dalam negeri.
- Dengan melakukan upaya demikian dengan harapan menjadikan produk pertanian menjadi lebih bersaing di dalam pasar global. Meskipun ketika berhadapan dengan pasar global akan menimbulkan suatu permasalahan yang baru misalnya dengan adanya dominasi negara maju yang sudah mengembangankan teknologi pertaniannya lebih baik di antara negara dunia ketiga. Dengan begitu cengkraman negara maju memang menjadi pekerjaan rumah tersendiri. Dengan contoh amerika, china dan jerman yang menjadi pasar penjualan bahan antara produksi pertanian pangan negara lain dan juga penambahan nilai dari produk pertanian tersebut, mereka juga sangat berkembang dalam pemanfaatan teknologi dan riset terhadap pertanian. Dengan begitus edikit banyak china, amerika dan jerman memainkan upaya dalam mendominasi pasar pertanian global. Dengan adanya standarisasi terhadap bahan pangan dan standar sanitasi terhadap produk pertanian menjadi salah satu alat untuk emmpertahankan dominasi. Pasalnya dalam menentukan standarisasi itu banyak sekali berdasarkan pada hasil riset dan pengembangan teknologi negara maju itu sehingga negara berkembang yang kesulitan pada akses teknologi itu menjadi sulit masuk secara langsung dalam pasar pertanian global tanpa dibeli murah dikarenakan alasan produk pertanian merreka di bawah standar yang ditentukan secara internasional. Hal ini tentu harus menjadi fokus yang di prioritaskan oleh FAO untuk menjamin adanya keadilan terhadap semua negara baik yang maju ataupun yang berkembang. Sehingga standarisasi tak menjadi bagian dari imperialisme gaya baru yang lebih lembut. Â
Globalisasi memang membawa sejumlah keuntungan yang tak dapat kita bantah terkait perubahan signifikan yang dialami industri pertanian secara global. Dengan mengintegrasikan teknologi, perdagangan dan praktik berkelanjutan, kita bisa saja menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh globalisasi pertanian untuk lebih optimal. Mencapai praktik pertanian yang inklusif, adil dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H