Mohon tunggu...
Gilang Andi Nugroho
Gilang Andi Nugroho Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Saya mahasiswa fakultas pertanian dan bisnis, UKSW, Salatiga Alamat lengkap rumah saya RT.4/RW.4 tugu, bener, kec. Tengaran, kab.semarang, Jawa tengah. Hobi saya dalam bidang berkebun dan olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pelestarian Kekayaan Biotik di Dalam Tanah

16 Maret 2019   16:31 Diperbarui: 16 Maret 2019   16:43 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tanah merupakan suatu unsur yang tidak lepas dari kegiatan pertanian. Seiring waktu dengan kemudahan dalam mendapatkan dan pengguanaan pupuk dan pestisida kimia, kita sering lupa akan kekayaan biotik yang dapat membantu kita dalam pemenuhan hara pada tanah kita.

Apakah kita tahu kalau ditanah kita terdapat mikroorganisme dekomposer dan fragmenter yang berperan pada sisa-sisa bahan organik makhluk hidup, cacing yang memulihkan aerasi tanah, serta bekas cacingnya yang dapat memperbaiki struktur tanah kita? Apa lagi bila tanah kita terdapat bakteri Rizobium Leguminosarum yang bersimbiosis dengan tanaman aneka kacang kita sehingga mampu mengikat nitrogen bebas di atmosfer untuk penambahan nitrogen dalam tanah kita. Tanpa sadar bakteri ini dapat mengurangi penggunakan pupuk yang kita gunakan untuk pemenuhan nitrogen dalam kegiatan budidaya kita.

Penggunaan pupuk dan pestisida kimia boleh-boleh saja, akan tetapi kita harus mengikuti prosedur cara dan dosis pemakaiannya. Salah-salah kalau kita kelebihan dosis dalam pemberian pupuk dan pestisida kimia ini, mungkin saja kandungan kimia ini akan mengendap dan meracuni biotik di dalam tanah tersebut. Sayangkan bila biotik yang seharusnya dapat memenuhi hara tanah kita mati dan kita harus membeli lebih banyak lagi pupuk kimia untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman kita.

Bagaimana cara menjaga dan melestarikan kekayaan biotik di tanah kita? Saya jawab mudah, mengapa mudah? Karena kita tinggal melakukan 3P.

P yang pertama adalah pengembalian sisa panen kita, biasanya kita lupa untuk mengembalikan sisa jerami padi kita saat panen padi atau sisa dedauan sayur kita yang tidak diperlukan saat panen sayur. Padahal dengan pengembalian ini kita dapat mengembalikan unsur hara pada tanah serta menyediakan makanan untuk mikroorganisme menguntungkan pada tanah yang nantinya akan mengolah dan dan membuat hara tersebut tersedia bagi tanaman kita.

P yang kedua pemupukan yang efisien, mengapa kita harus bijak dalam melakukan pemupukan? Karena bila kita memberikan pupuk terlalu lebih akan terjadi pencemaran pada tanah yang dapat meracuni mikroorganime menguntungkan di tanah.

P yang ketiga adalah pengecekan dalam pengolahan lahan kita, terkadang kita juga lupa dalam penggunaan traktor dalam pembajakan atau alat pertanian lain dalam melakukan pengolahan lahan kita apakah alat tersebut mencemari tanah kita. Misal pada penggunaan traktor, oli atau bahan bakar pada traktor ternyata bocor dan mencemari tanah kita, tanpa disadari hal sepele seperti itu dapat meracuni mikroorganisme di tanah.       

Oleh karena itu saya mengajak anda untuk kembali memikirkan biotik di dalam tanah kita. Bila kita dapat menjaga kekayaan biotik tersebut, saya yakin kalau tanah yang kita tanami akan terpenuhi haranya dan kita dapat mengurangi pembelian pupuk kimia yang nantinya akan mengurangi pengeluaran uang kita dalam melakukan kegiatan budidaya. Sekian yang dapat saya sampaikan dan mari kita jaga tanah dan kekayaan di dalamnya, karena tanah kita terbentuk tidak satu atau dua hari tetapi berjuta-juta tahun untuk dapat kita pakai di dalam kegiatan pertanian kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun