Seperti yang telah diketahui oleh dunia, bahwasannya wabah ini bukan main-main, Pandemic Covid-19 katanya. Awalnya saya tidak mengetahui apa itu Pandemic, namun karena rasa ingin tahu saya yang tinggi, sayapun mencari informasi mengenai hal itu, sejak saya mengetahuinya saya mulai lebih waspada terhadap virus ini. Sama seperti manusia lainnya yang mengaku dirinya kebal, virus ini bukanlah apa-apa bagi saya yang bergolongan darah O, tapi ‘Ibu Pertiwi’ kini telah menyanyikan lagunya, padahal saat baru-baru virus ini keluar, Indonesia masih dengan sombongnya mengatasnamakan iklim tropis yang panas, bahwa virus ini bukanlah hal yang mengancam.
Dua bulan yang lalu Indonesia masih normal, tidak ada kekacauan, tidak ada was-was, tidak ada kewaspadaan. Ya, saya tahu Indonesia dikenal dengan Negara ter-santuy, namun karena yang katanya santuy itu, lihatlah keadaan Indonesia sekarang. Saya yang awalnya hanya takut kepada Tuhan, sekarang malah takut Tuhan dan Corona.Â
Sebagai seorang mahasiswa semester akhir, hal ini bukanlah hal yang menyenangkan bagi saya, bukan hanya para mahasiswa; pekerja, pengusaha dan seluruh elemen masyarakatpun ikut terbawa resahnya. Sebenarnya untuk dibeberapa kondisi, kegiatan yang dilakukan secara online atau daring tidaklah terlalu masalah, karena seperti yang kita ketahui, sampai detik inipun sebagian hidup kita dilalui secara online. Namun jika didalam situasi yang sekarang ini, pastilah membuat resah dan panik bagi setiap individunya, ditambah lagi ada oknum-oknum yang dengan tidak tahu dirinya malah membuat informasi-informasi yang tidak benar, menyebarkan hoaks dimana-mana.
Di dalam dunia perkampusan dan kemahasiswaan, hal yang tidak menyenangkan terjadi akibat si Corona ini. Dibeberapa kampus yang model perkuliahannya offline, daring ini merupakan hal yang sangat melelahkan, alih-alih memutus rantai virus, kami malah kewalahan dengan tugas-tugas yang seabrek ini, bukan saya bermaksud menyalahkan para dosen, sayapun yakin bahwasannya para dosen juga kewalahan mengurus mahasiswa dan mahasiswinya, ditambah beban pekerjaan mereka yang seharusnya dimaklumi mahasiswa, tapi yang namanya mahasiswa, mereka selalu bertingkah selayaknya orang yang tersudut dan terzolimi di kampus.
Saya yang mahasiswa biasa-biasa dan selalu bolos saja terus memikirkan keadaan saat ini. Maksud saya begini, bagaimana bisa mengerjakan tugas dan pekerjaan kampus dengan tenang jika keadaannya seperti ini? Apalagi para petinggi negara dan mereka yang berjuang diluar sana. Apakah kalian bisa tenang? Maaf, bukan bermaksud membuat panik atau malah makin membuat resah, saya hanya kepikiran, dan selalu kepikiran.
Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan di situasi yang pandemic ini? #stayathome? #Dirumahaja? Apaan!? Kalian saja dibilangin masih pada bandel, termasuk penulis sendiri, namanya juga manusia kan ya, maklumlah. Tapi justru itu, dari kesalahanlah kita belajar agar dapat lebih paham dan memahami keadaan.
Saat ini dibeberapa daerah sudah melakukan protokol PSBB untuk mengatasi Corona, semakin hari situasi terus memburuk, korban dan pasien positif corona terus bertambah. Sangat memprihatinkan bukan, maka dari itu penulis ingin mengajak para pembaca untuk terus berwaspada dan lebih hati-hati terhadap Corona.
Ingat! #melawanCorona, yang itu berarti harus kita lawan, dan jangan biarkan berkembang di Indonesia.
Alangkah baiknya untuk terus menjaga pola hidup sehat dan diam dirumah, serta jangan lupa berdoa. Kita punya Tuhan meskipun kita bukan hamba yang taat.
Bukankah Tuhan maha pengabul doa?
Apakah ada syarat tertentu agar doa terkabul?