Mohon tunggu...
Gilang Adhi Nugraha
Gilang Adhi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Walisongo

Seorang mahasiswa sekaligus freelance graphic designer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Bermasyarakat, KKN MIT UIN Walisongo Ikut Serta Dalam Kegiatan Rutin Posyandu di Desa Bakalan

23 Agustus 2022   08:56 Diperbarui: 23 Agustus 2022   09:00 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BELAJAR BERMASYARAKAT, KKN MIT UIN WALISONGO SEMARANG IKUT SERTA DALAM KEGIATAN RUTIN POSYANDU DI DESA BAKALAN

PATI, JAWA TENGAH---Mahasiswa KKN MIT DR-14 UIN Walisongo Semarang ikut serta dalam kegiatan rutin posyandu bersama ibu kader dan ibu bidan, Desa Bakalan, Dukuhseti, Pati.

Kegiatan Posyandu diadakan dengan tujuan untuk mengetahui angka kelahiran dan kematian bayi, angka ibu yang meninggal dan selamat (nifas) saat melahirkan dan meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan.

Ibu Eny Pujiastuti Amd. Keb selaku Bidan Desa Bakalan menjelaskan bahwa kegiatan Posyandu ini rutin diadakan setiap satu bulan sekali. Pada bulan Juli 2022 ini jadwal Posyandu jatuh di tanggal 4,6 dan 10.

"Terkadang, Ibu-ibu abai dengan tumbuh kembang anaknya. Banyak dari mereka juga tidak memahami bagaimana pentingnya pertumbuhan anak setiap hari. Oleh sebab itu, posyandu ini hadir untuk memberikan edukasi, membantu serta memantau perkembangan anak. Terutama bagi ibu-ibu muda, posyandu ini sangat penting." Tutur Beliau.

Dian Ayu, salah satu Anggota KKN MIT UIN Walisongo Semarang memberikan edukasi mengenai Stunting pada posyandu yang pertama (04/07/22) di tempat Mbah Moden Kidul. Dia menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi dibawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Adapun ciri-ciri stunting: Bertubuh pendek, sering sakit, wajah lebih muda dari usianya, pertumbuhan gigi lambat, menurunnya kemampuan kognitif, pendiam, dan masih banyak yang lainnya.

"Contohnya begini, apabila Ayah tinggi dan Ibu pendek, lalu anak kok pendek, mungkin dia membawa gen dari ibu. Tapi, lihat dulu, apakah tinggi nya setara dengan anak-anak seusianya? Jika setara, ada kemungkinan bahwa anak ini normal. Namun, jika tidak setara, perlu diwaspadai, barangkali si anak menunjukan ciri-ciri stunting." Jelasnya.

Kegiatan Posyandu kedua diadakan di rumah Mbah Abdullah (06/07/22), dimulai sejak pukul 09.00 sampai selesai. Mahasiswa KKN MIT UIN Walisongo Semarang ikut membantu dalam pencatatan grafik, menimbang berat badan anak dan juga mengukur tinggi badan anak.

"Alhamdulillah, saya diberikan amanah untuk menimbang adek-adek. Hari ini saya mendapatkan ilmu baru yakni menimbang seseorang dengan timbangan manual. Susah-susah gampang, karena alat timbang nya berat, butuh tenaga dan ketelitian. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Kader yang sudah memberikan kesempatan untuk kami belajar bermasyarakat." Tutur Siti Khoitiyah, salah satu Anggota KKN MIT UIN Walisongo Semarang.

Sebelum pulang ke rumah masing-masing, Ny.Abdullah selaku tuan rumah memberikan sekotak makanan bagi ibu dan bayi yang hadir pada kegiatan posyandu kali ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun