Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Keindahan Lain dari Tanah Bali

3 Februari 2017   16:57 Diperbarui: 3 Februari 2017   20:02 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bali United saat perhelatan TSC 2016. Juara.net

Berbicara Bali semua orang pasti akan mengulas keindahan wisatanya. Bahkan, tak jarang Warga Negara Asing (WNA) bertanya-tanya mengenai Bali. “Bali itu sebelah mana-nya Indonesia?” Pertanyaan yang tidak bermaksud guyon tapi amat lucu menurut saya. Semacam komedi yang natural, lucu tanpa rekayasa. Akan tetapi, terlepas dari lelucon tersebut, masih banyak yang bisa digali dari tanah indah Bali selain sektor wisata saja. Termasuk sepak bola.

Dulu, ada nama Perseden Denpasar, Persegli, hingga Bali Devata FC yang beredar di permukaan sepak bola nasional untuk mendelegasikan sepak bola Bali. Namun dari ketiganya tak ada yang bisa menandingi atmosfer sepak bola Bali hari ini sejak berdirinya klub Bali United FC tahun 2015 lalu. Saya tidak paham betul silsilah dari leluhur Bali United ini, kalau tak salah dulunya tim ini bernama Persisam Samarinda.

Hari ini turis di Bali tidak hanya memiliki satu opsi saja ketika berada di Bali, kini mereka bisa memilih opsi lain dengan berwisata sepak bola ala Bali. Bersama Semethon Dewata (nama kelompok supporter Bali United) di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar. Mereka bisa menghabiskan akhir pekan dengan menyenangkan, selain fasilitas, koreografi Semethon Dewata juga tak kalah menarik dari ultras-ultras negeri para turis itu berasal. Setidaknya mereka bakal merasakan berada di kampung halaman mereka dalam waktu 90 menit itu.

Belum lagi, Bali yang mendapat amanah untuk menjadi tuan rumah penyisihan grup D Piala Presiden 2017. Adakah alasan lain daripada ‘keindahan’ yang membuat Bali dipercaya sebagai tuan rumah?

Itu baru segelintir keindahan kecil yang dihadirkan sepak bola Bali dan membuat Irfan Bachdim rela memangkas gajinya untuk bergabung dengan Gede Sukadana cs ini. Karena dia bisa saja bergabung dengan Persib Bandung yang notabene punya suporter yang luar biasa, gaji yang lebih tinggi, dan keberadaan Kim Kurniawan yang mampu mempengaruhi keputusan, namun Irfan tetap keukeuh pada pendiriannya untuk pergi ke Bali.

Jauh-jauh hari sejak AFF Cup 2016, perkembangan Irfan Bachdim begitu banyak dicari orang. Mengingat kontraknya akan segera habis bersama klub asal Jepang, Sapporo. Pemain yang menjadi idaman kaum hawa itu dikaitkan dengan beberapa klub besar nasional.

Tentu iming-iming keindahan pulau Bali sedikit banyak memengaruhi keputusan pria asal Belanda ini. Di balik itu semua, ada keindahan lain yang bisa dinikmati Irfan sebagai pesepakbola di sana. Bisa saja kita berasumsi bahwa menjadi pemain sepakbola di Bali itu seperti liburan, mereka bisa sesuka hati pergi ke pantai dewata dan menikmati indahnya hidup di surga-nya para turis seluruh dunia.

Namun, ada yang bisa membuktikan bahwa asumsi itu salah. Karena Bali United memiliki hal unik yang tidak dimiliki klub lain. Dari sektor penjualan apparel, jersey, dan merchandise klub misalnya. Mereka menyediakan dan mengharuskan suporter Bali United untuk membeli barang grade ori di distro-distro tertentu, tak ubahnya klub pro Eropa, Bali memiliki teknik marketing yang mumpuni. Jersey yang digunakan suporter sama seperti yang digunakan pemain. Maka, pemasukan dan uang kas klub bisa bertambah dari sektor ini, belum lagi ticketing penonton dan lain-lain.

Kemudian Bali United pun memiliki TV sendiri, kapanpun mereka (suporter) bisa mengakses perkembangan terbaru klub melalui siaran tersebut. Para pemain mendapat wawancara ekslusif selepas berlatih, uji coba, maupun bertanding. Di Manchester ada MUTV, sedangkan di Bali Sendiri ada Bali United TV. Jadi, Bali United ini merupakan salah satu klub Indonesia yang mulai masuk ke kategori professional menurut hemat saya.

Bali United juga merupakan surga bagi para pemain muda mengingat pelatih kepala mereka adalah seorang yang menyukai dan bisa mengembangkan pemain muda. Adalah Indra Sjafri, eks pelatih Timnas U-19. Namun sayang, coach Indra tak bisa menyelesaikan proyeknya di Bali lantaran harus memenuhi panggilan negara untuk kembali memegang Timnas usia 19. Walaupun begitu, Bali United akan tetap ditangani Indra Sjafri selambat-lambatnya hingga Turnamen Piala Presiden 2017 ini berakhir, karena belum adanya SK resmi dari PSSI ke meja manajemen Bali untuk mengesahkan pelatih asal Padang itu bergabung dengan Garuda Muda.

Mengacu kepada ditunjuknya Luis Milla sebagai pengganti Alfred Riedl berarti Indonesia tengah mengubah kiblat bermainnya ke Spanyol. Seperti kita ketahui bersama, Coach Indra ini punya karakteristik yang memadai untuk program spanyolisasi ini. Meski belum ada SK dari PSSI. Yabes Tanuri CEO Bali United membenarkan bahwa sudah banyak pelatih asing maupun lokal yang melamar ke Bali United untuk menggantikan Indra Sjafri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun