Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Leeds yang Merepotkan Bersama Bielsa

13 September 2020   17:15 Diperbarui: 13 September 2020   17:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: bbc.co.uk

Kebiasaan Lama Bielsa

Tak heran bila kemudian Bielsa dikenal sebagai guru dari pelatih sekaliber Mauricio Pochettino atau Pep Guardiola. Koleksi taktik Bielsa ternyata cukup banyak dan membuat salah satu pelatih terbaik Liga Inggris saat ini, Juergen Klopp, pusing dibuatnya.

Padahal bila ditilik dari materi pemain, Bielsa tak punya pemain Grade A seperti yang dimilikki sang lawan. Namun Ia tetap bisa mengimbangi permainan Liverpool di kandangnya sendiri dan menggelontorkan tiga gol ke gawang Alisson Becker. 

Bahkan Leeds dinyatakan unggul dalam hal penguasaan bola dengan 52%. Hal itu membuat mereka jadi tim yang berhasil mendominasi Anfield yang dalam 5 tahun terakhir tak ada tim luar enam besar yang melebihi Liverpool dikandangnya.

Bielsa sebetulnya tak punya pakem khusus macam Klopp yang mengandalkan gegen pressing, Guardiola dengan sentuhan bola-bola pendek, atau Mourinho yang pragmatis. Setiap pertandingan nyaris selalu ada taktik yang berbeda dari Leeds. Artinya Leeds memainkan sepak bola yang teknis, dinamis, kreatif, dan ekspresif.

Selama sembilan puluh menit, pemain-pemain Leeds mempresentasikan bagaimana caranya menyerang lewat kerja keras; sebuah hal yang dekat dengan orang-orang Leeds yang juga para pekerja keras. Hal ini sempat diakui langsung oleh Bielsa dalam sebuah wawancara, bahwa dia merupakan pelatih yang terobsesi dengan taktik menyerang.

"Saya obsesif soal menyerang. Ketika saya menonton video [pertandingan], tujuannya untuk menyerang, bukan bertahan. Sepak bola saya sangat sederhana: kami berlari sepanjang waktu. Saya tahu bertahan lebih mudah dari mencipta," ungkap Bielsa. Seperti dinukil dari Pandit Football Indonesia.

"Saat lawan menguasai bola, seisi tim menekan, selalu mencari cara menekan permainan sedekat mungkin ke gawang lawan; ketika kami memiliki bola kami bermain dengan dinamis dan menciptakan ruang untuk improvisasi,"  tambahnya.

Kata improvisasi sejatinya hanya kata bantu belaka. Sebabnya dalam rumus taktik Bielsa sendiri tak ada kata improvisasi. Konon dalam latihan, Bielsa melatih para pemainnya dengan 120 skenario bertahan dan 120 skenario menyerang.

Tak lain agar para pemainnya lebih siap menghadapi segala kemungkinan di pertandingan. Lantas dimana Bielsa bisa mendapatkan data segala kemungkinan yang hendak terjadi di pertandingan?

Tentunya lewat hobinya dalam menganalisa video pertandingan sang lawan. Bahkan saking gilanya pada detail, Bielsa sempat memberikan tugas khusus kepada beberapa staff pelatihnya untuk memata-matai latihan tim lawan. Sialnya, pada Januari 2019 lalu, mata-mata yang dikirimkan Bielsa jelang pertandingan antara Leeds melawan Derby County di Championship Division ketahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun