Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kini Alfred Riedl Sudah Tersenyum Selamanya

8 September 2020   23:55 Diperbarui: 9 September 2020   19:28 2115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pelatih timnas Indonesia Alfred Riedl memberi arahan saat pertandingan laga final Piala AFF Suzuki Cup 2016 leg pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/12/2016). Indonesia menang 2-1 atas Thailand dan akan bertanding di final Piala AFF Suzuki Cup 2016 leg kedua di Stadion Rajamangala, Thailand, Sabtu (17/12/2016) mendatang.(KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO)

Pelatih kawakan yang pernah membawa Indonesia merengkuh posisi runner-up dua kali beruntun pada Piala AFF 2010 dan 2016, Alfred Riedl, dikabarkan tutup usia di kediamannya di Pottendorf, Austria, pada Senin (7/9) malam waktu setempat. Seperti dilansir media yang berbasis di Austria, Kurier.

"Beristirahatlah dalam damai, coach Alfred. Teman dan mentorku. Terima kasih atas persahabatan dan seluruh ilmu, pengetahuan, serta pengalaman yang kau berikan kepadaku," ucap mantan asistennya di Timnas Indonesia, Wolfgang Pikal. Seperti dinukil dari Pandit Football.

Pelatih yang juga sempat membesut PSM Makassar ini wafat dalam usia 70 tahun akibat penyakit kanker. Karir Riedl sebagai pelatih tim nasional dimulai di negaranya sendiri, kala menukangi timnas Austria, sejak 31 Oktober 1990 sampai 9 Oktober 1991. Dalam kurun waktu tersebut, kiprahnya sebagai juru racik timnas Austria terbilang singkat.

Mendiang hanya menjalani 8 laga internasional dengan catatan 4 kali kalah, 3 kali imbang dan hanya sekali meraih kemenangan. Justru karirnya menanjak saat berlabuh di Asia Tenggara. 

Pada tahun 1998, Riedl memutuskan menangani timnas Vietnam. Ia menangani Nguyen cs dalam tiga periode (1998-2000, 2003-2004, dan 2005-2007).

Vietnam dibawanya mencapai runner-up sebanyak 5 kali, yakni di Piala AFF (1988) dan King's Cup (2006) -- King's Cup merupakan turnamen tahunan yang dihelat federasi sepak bola Thailand sejak 1968 --, serta 3 kali di SEA Games (1999, 2003, dan 2005).

Atas jasanya membangun fondasi sepak bola Vietnam, Ia begitu dikagumi dan dihormati disana. Seperti yang terjadi 13 tahun silam, ketika Riedl harus menjalani operasi cangkok ginjal dan pada saat bersamaan ribuan suporter Vietnam dari berbagai kalangan menawarkan diri sebagai pendonor ginjal.

Seorang suporter kemudian dipilih untuk menjadi pendonor dan sejak saat itulah ikatan antara Riedl dan Vietnam tak terputus. Salah satu sikap yang tentu kita ingat adalah ketika tim yang dibesutnya mencetak gol/menang atas Timnas Vietnam, Ia kerap menolak melakukan selebrasi.

Setelah membangkitkan revolusi sepak bola Vietnam, Riedl berkelana ke sebuah negeri yang sepak bolanya bisa dikatakan semenjana, yakni Laos. Posisi pelatih kepala Ia emban pada periode 2009-2010. Sementara di periode kedua, Ia menjabat direktur teknik (2011-2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun