Pada laga uji coba melawan Bhayangkara FC, Rabu (7/2), Timnas U-22 mendapat hasil imbang 2-2. Pelatih Indra Sjafri pun menginginkan lawan yang lebih bisa memberi tekanan terhadap timnya jelang terbang menuju Kamboja untuk event Piala AFF U-22 2019.Â
Bukan tekanan secara taktikal saja, melainkan tekanan dari luar lapangan yang dihadirkan oleh para supporter. Oleh sebab itu, Malang jadi tempat yang tepat untuk menguji hal tersebut. Arema ditunjuk menjadi lawan uji coba selanjutnya.
"Kami memilih Arema karena mereka punya supporter yang banyak. Kita ingin tahu juga bagaimana pemain bermain di situasi supporter yang banyak. Jadi dua [uji coba] ini cukup untuk menjadi evaluasi kami. Jangan juga dipersoalkan kenapa tidak internasional, yang penting bagi kami bisa melakukan uji coba dan uji coba itu sesuai dengan tujuan kami," ucap Indra Sjafri, seperti dikutip dari laman resmi PSSI.
Sejurus dengan harapan pelatih asal Minang tersebut, Stadion Kanjuruhan dipadati ribuan Aremania dan warga Malang pada Minggu sore (10/2). Pertandingan yang mempertemukan Arema dengan Tim Nasional U-22 tahun ini tidak terlihat seperti pertandingan uji coba. Ditilik dari atmosfer yang dihadirkan penonton maupun permainan di lapangan semua berjalan layaknya laga resmi di sebuah kompetisi.
Milomir Sesilja memulai laga dengan formasi dasar 4-3-3, Roberto Lima Gladiator diplot sebagai target man yang diapit oleh dua penyerang sayap berkecepatan tinggi Nasir dan Dedik Setiawan. Sedangkan di jantung pertahanan, duet Hamka dan Cunha bermain full dalam pertandingan ini.Â
Sayang, pemain yang ditunggu penampilannya oleh Aremania, Pavel Smolyachenko, tidak diturunkan akibat demam. Selebihnya tak ada perubahan yang mencolok dalam line up Singo Edan di laga kali ini.
Di kubu lawan, Indra Sjafri berupaya menampilkan para pemain dan formasi yang berbeda di laga kali ini. Ia memulai dengan formasi 4-1-4-1 dengan menugaskan Marinus Manewar sebagai penyerang tunggal. Meski dalam implementasinya formasi tersebut kerap membentuk pola 4-3-3 sebab Witan Sulaiman dan Billy Keraf yang diplot sebagai gelandang sayap sering berdiri sejajar dengan Marinus. Artinya kedua gelandang sayap tersebut berkamuflase ke penyerang sayap.
Diposisi lain Coach Indra melakukan percobaan dengan menurunkan Kadek sebagai gelandang jangkar menemani dua gelandang lain Gian Zola dan Sani yang punya karakteristik menyerang. Sedang di lini pertahanan Andy Setyo dan Dandi Maulana coba dipasangkan.
Babak Pertama
Tim Singo Edan lebih dulu mendapatkan peluang mencetak gol lewat striker anyarnya, Roberto Lima saat laga masih berumur dua menit. Namun, Dandi Maulana lugas menghalau kemelut di pertahanan timnya. Situasi tersebut membuat Timnas U-22 mendapat kesempatan untuk melakukan counter attack lewat Witan Sulaiman.Â
Sayang, bola tidak dapat dijangkau oleh Marinus Wanewar. Selebihnya pertandingan berjalan alot dengan perebutan bola, penguasaan bola, dan jual beli serangan kedua tim, namun belum ada pola serangan yang benar-benar bisa diselesaikan menjadi gol.