Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Rubber Set" Liga 1 2018

11 November 2018   22:57 Diperbarui: 12 November 2018   02:13 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: superball.bolasport.com

Terlepas dari blunder tak perlu dari pemain sekelas Steven Paulle dibabak pertama yang menyebabkan timnya tertinggal lebih dulu, laga ini cukup menarik.

Perang taktikal terjadi di babak kedua, Rene Alberts memasukan Ferdinan Sinaga. Dalam kondisi tertinggal 1-0 PSM pun meningkatkan ritme serangan. Berkali-kali Wiljan Pluim yang ditempel khusus oleh Otavio Dutra mulai menemukan ruang.

Namun, beberapa menit berselang, Persebaya melakukan kontra strategi. Disaat Juku Eja mulai bermain terbuka, justru disaat itu pula lah Djanur mengintruksikan anak buahnya untuk melakukan Counter Attack efektif. Sebagai jawaban dari strategi plan-nya, David dimasukan menggantikan Feri Pahabol.

Naluri Djanur memasukan David ternyata tepat sekali. Tak berselang lama, lewat skema serangan balik cepat David berhasil mengelabui dua bek PSM sebelum akhirnya melepaskan tembakan ke gawang Rivki Mokodompit dan berbuah gol.

Setelah gol kedua tercipta, seolah terpancing, Coach Rene justru malah tambah bernafsu untuk memperkuat lini serangnya. Agi Pratama dimasukan. 

Namun Ruben Sanadi, Otavio Dutra dan Fandy Imbiri dilini belakang jadi protagonista malam itu. Para penyerang PSM dibuat frustatif. Bahkan diakhir babak kedua Imbiri mengunci kemenangan Persebaya lewat tandukannya.setelah menerima umpan free kick Ruben Sanadi.

Determinasi tinggi, kecepatan, dan bermain proaktif merupakan karakter yang diinginkan Djanur, karena karakter bermain macam itu pernah diperagakan di tim sebelumnya. 

Memasukan 14 gol dan hanya kemasukan 1 gol dalam empat pertandingan terakhir merupakan sinyal bahaya yang ditujukan kepada para lawan berikutnya. Bukan saja pada Bali United dan Bhayangkara FC sebagai tim besar yang selama ini jadi korban favorit The Giant Killer. Melainkan juga PSMS dan juga PSIS yang punya motivasi sama: menjauh dari zona merah.

Meski bukan favorit juara. Persebaya adalah tim yang memerankan peran protagonis musim ini. Bersama tim degradasi mereka membuat Liga 1 saat ini dan entah sampai pekan berapa berstatus "rubber set". Bukan saja untuk penentuan juara melainkan juga penentuan tim degradasi. Seru bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun