Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Rubber Set" Liga 1 2018

11 November 2018   22:57 Diperbarui: 12 November 2018   02:13 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Go-Jek Liga 1 | @Liga1Match

Namun faktanya, tak semudah itu karena dari banyaknya kejutan di pekan ke-30 ini telah memunculkan kecurigaan adanya indikasi "main sabun".

Marak di media sosial, -- ketika Pahabol mencetak gol -- beredar pertanyaan: "Paulle dapat transferan berapa hari ini?". Sebab momen laga-nya pun bertepatan setelah Persib kalah dan Persija draw. Indikasi PSM mengalah tak bisa dielakan. Jadi hasil minor tiga tim papan atas ini seolah menguatkan persepsi yang kadung melekat di masyarakat: "liga settingan".

Prasangka agaknya tak akan berhenti sampai pekan ke-30 saja. Kecurigaan yang telah mendarah daging diantara supporter kita tak bisa lagi dibendung. 

Meskipun asumsi liga settingan telah ditampik oleh otoritas tertinggi sepakbola Indonesia. Tanpa transparansi federasi, justru masyarakat dan segelintir pendukung klub papan atas lebih percaya terhadap transaksi dibawah meja mengenai penentuan juara liga.

Singkatnya, siapapun juaranya, baik bobotoh, Jakmania, The Macz Man, serta 15 suporter lain, telah punya kalimat sarkasme sendiri untuk menuduh tim yang juara mendapat perlakuan spesial dari PSSI dan operator Liga.

Geliat Si Juru Kunci

Terlepas dari dugaan-dugaan yang mengiringi hasil pekan ke-30. Sulit menampik jika performa para tim yang menghuni/calon penghuni degradasi bermain lebih baik di pekan ini.

PSMS Medan yang menduduki peringkat buncit sebelum lawan Persib bermain kesetanan di Bali. Ada beberapa faktor yang membuat tim Ayam Kinantan julukan PSMS, bermain hebat. Pertama, motivasi tim dan individu. Kedua, skuad yang lengkap.

Peter Butler sebenarnya tak melakukan perubahan berarti jelang laga melawan Persib. Justru motivasi pemain secara khusus dan motivasi tim pada umumnya yang akhirnya membawa PSMS berjaya meladeni tim kaya taktikal macam Maung Bandung. Bagaimana Rachmad Hidayat, Frets Butuan, dan Alexandros Tanidis bermain dengan motivasi berlipat ganda.

Secara tim, mereka tentu masih ingin membantu PSMS bertahan di Liga 1. Namun ada pula misi pribadi/ambisi individu. Semisal Rachmad Hidayat, mengapa Ia bermain habis-habisan di laga tersebut? Sebab Rachmad berstatus mantan pemain Persib, seolah Ia ingin membuktikan kembali.

Sedangkan lainnya, seolah ingin menjual diri agar dirinya bisa tetap bermain di Liga 1 meskipun PSMS degradasi. Hal tersebut berlaku bagi tim manapun yang menghuni degradasi, termasuk PS TIRA dan Perseru Serui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun