Dalam artian, jika Evan Dimas dan kolega di ekpos secara intens oleh media sampai-sampai uji tanding pun di siarkan secara live ekslusif oleh televisi nasional maka Ardiansyah Runtuboy cs nyaris tidak tersentuh sama sekali oleh media nasional menjelang pemberangkatan ke turnamen Piala Asia U-20 2017. Terasa begitu ujug-ujug dan mengejutkan sekali mereka tampil pada tanggal 16 hari selasa waktu Bangkok melawan Tajikistan.
Hasilnya pun tidak kalah mengejutkan, Yori van der Torren dan pasukan berhasil mengakhiri perlawanan sengit Hamidov Shohrukh cs dengan skor 5-3. Setelah kemenangan itu, beberapa media mulai mengekspos Al Bagir cs. Berselang satu hari, China Taipei berhasil dikandaskan dengan mudah dan skor akhir 6-2.
Indonesia sendiri berada di grup B yang diisi oleh Vietnam, Jepang, Tajikistan, dan Taiwan. Sedangkan tuan rumah Thailand berada di grup A. Hingga saat ini tim bentukan Vic Hermans ini bertengger di posisi teratas grup B. Yori van Der Torren yang bertindak sebagai assistan pelatih Vic Hermans masih mengamini bahwa timnya masih sering melakukan kesalahan elementer semacam error passing, kikuknya kerjasama sebagai sebuah tim, dan finishing yang masih bertele-tele.
Pada pertandingan terakhir melawan Vietnam, Syauqi Saud cs imbang 1-1 secara dramatis. Mereka tertinggal lebih dulu, namun saat memeragakan permainan power play di menit-menit akhir, Samuel Eko berhasil menjebol gawang lawan. Walaupun tidak kehilangan poin, tetap ada PR yang harus di benahi staff pelatih.
Karena menghadapi Jepang yang memiliki kualitas diatas rata-rata, YVT julukan coach Yori, perlu menekankan para pemainnya agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Satu kesalahan mendasar bisa dihukum dengan sebuah gol. Indonesia masih menyisakan satu pertandingan melawan Jepang.
Sekilas, Garuda muda futsal tengah bergerilya membawa nama baik bangsa tanpa digembar-gemborkan oleh media. Di satu sisi, hal tersebut malah membawa keuntungan bagi Runtuboy cs untuk bermain lepas tanpa beban dan lebih terfokus ke lapangan ketimbang harus membagi waktu meladeni media. Namun, di sisi lain, perkembangan futsal di tanah air perlu dibantu dengan cara mengeksposnya lebih intens. Lagi-lagi kita harus belajar apapun ke luar negeri, bagaimana Falcao menyeimbangkan fokus pertandingan dengan meladeni pers, butuh keseimbangan.
Jangan sampai, pers menenggelamkan pemain ke dalam dunia selebritas. Sesungguhnya, apapun itu, yang dilakukan secara berlebihan sangatlah tidak baik. Maju terus Garuda Muda futsal, teruslah bergerilya, ada doa yang mengiringi langkah hening kalian di Bangkok sana. Juara! *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H